Eramuslim.com – Pengurus Masjid Baitul Mutaqqin di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, meminta uluran tangan kepada berbagai pihak untuk bisa membangun kembali Baitullah tersebut. Masjid tersebut kini tersisa puing-puing setelah dibakar massa Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), setelah sebelumnya menyerang umat Islam yang menunaikan shalat Idul Fitri pada Jumat (19/7) pukul 07.00 WIT.
Terbakarnya masjid tersebut menyita perhatian media massa, lantaran masih ada yang menganggap sebagai mushala. Akun Twitter@BsmiJayawijaya pun memberi klarifikasi.
“Agar tidak bertanya2 lagi, yg di karubaga itu Mesjid #kabartolikara,” tulis mereka sambil mengunggah foto masjid yang terbakar dan surat yang dibuat pengurus Masjid Baitul Mutaqqin.
Dalam surat yang diunggah tersebut, perihal permohonan bantuan pengurus Masjid Baitul Mutaqqin ditujukan kepada Ketua Badan Amil Zakat Daerah Jayawijaya. Di situ, Koordinator Seksi Dakwah Masjid Baitul Mutaqqin, Zackson Djohan menceritakan kronologis kebakaran masjid hingga warga yang harus mengungsi.
“Sehingga dalam surat ini kami memohon bantuan, uluran tangan, dan perhatian dari Bazda Kabupaten Jayawijaya, serta seluruh warga Muslim dan Muslimat se-Kabupaten Jayawijaya untuk dapat membantu meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita sesama Muslim di Karubaga,” katanya.
@BsmiJayawijaya yang salah satu relawannya bernama Haryoni menjadi saksi mata dan korban juga menulis, “Data yang kami dapatkan ada 43 keluarga yang butuh bantuan kita karena usaha dan rumahnya ikut terbakar. Korban sekrang membutuhkan sandang dan pangan,pihak mesjid juga sdh melayangkan surat permohonan bantuan dana ke Baitul Mal.”
Meski begitu, @BsmiJayawijaya merasa senang, lantaran banyak donatur yang rela menyumbangkan uangnya untuk pendanaan masjid. Mereka pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada komika Pandji Pragiwaksono yang sudah menggagas gerakan masyarakat membangun kembali Masjid Tolikara. “Info terakhir dana yang terkumpul 277jt untuk pembangunan kembali Mesjid di Karubaga, trmksh partisipasinya #kabartolikara.”(rz/ROL)