Eramuslim.com – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu memberikan komentar menohok terkait dengan pernyataan mengejutkan dari Sri Mulyani. Hal ini menyusul pernyataan atas efektivitas dari utang luar negeri yang dimiliki oleh Indonesia.
Said tak setuju dengan pernyataan yang diucapkan oleh menteri tersebut. Utang tak memberikan begitu banyak berkah, malah jadi beban masa depan untuk Indonesia.
Lewat unggahannya, dirinya setuju dengan tulisan yang diberikan oleh Anthony Budiawan. Dirinya mengatakan bahwa pemerintah harus berhenti membodohi masyarakat.
“Mereka harusnya berhenti membodohi rakyat,” cuitnya dalam Akun Twitter Pribadinya @msaid_didu, Senin (05/06/2023).
Hal ini ditanggapi oleh sejumlah warganet, beberapa setuju dengan apa yang dikatakan oleh Said Didu. Contohnya adalah @Zakaria_Rahman.
“Mereka tidak membodohi rakyat pak, karena mereka merasa “rakyat pendukung” nya lah yang bodoh dan senang dibodohi,” cuitnya.
Diketahui, . Sri Mulyani baru-baru ini menegaskan bahwa utang banyak berkahnya untuk pembangunan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Gedung DPR.
Sri Mulyani menjelaskan, pembiayaan dari utang yang dilakukan sejak pandemi Covid-19 justru berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Selama pandemi, Produk Domestik Bruto (PDB) naik menjadi 276,1 miliar dolar AS, dengan utang 206,5 miliar dolar AS. Dengan catatan ini, 1 dolar AS utang yang dilakukan Pemerintah mampu menghasilkan 1,34 dolar AS untuk PDB.
“Indonesia, 1 dolar AS utang kenaikan GDP-nya 1,34 dolar AS. Kenaikan GDP lebih besar dari kenaikan utang,” terang Sri Mulyani, dikutip dari Rakyat Merdeka, Senin (05/06/2023).
Sumber: suara
Bagaimana mau berkah kalau sistem RIBA yg menjadi sandarannya? Yg ada oleng sana oleng sini disaat akan membayarnya, emang bisa negara pinjam sama si Penjol?