Sri Bintang: Dulu Syarikat Dagang Islam (SDI) Sudah Ingatkan Bahayanya Cina

Sri Bintang Pamungkas Pancasilais SejatiEramuslim.com – Sri Bintang Pamungkas memberikan bocoran bagaimana sesungguhnya negara Cina ingin menguasai Indonesia (nusantara secara luas). Misalkan saja ia mengatakan, dari banyaknya penduduk Cina yang menembus 1 miliyar, Tirai Bambu tersebut ingin mengulang sejarah pada masa lalu di NKRI.

“Hal itu ingin diulang di Nusantara untuk menjadi nomor dua sesudah orang-orang Jawa. Misalkan pada waktu itu Cina keberadaannya sudah diingatkan oleh Serikat Dagang Islam, tahun 1905. Cina itu berbahaya,” tulisnya dalam siaran persnya beberapa waktu lalu melalui pesan singkat.

Misalkan saja ia menyatakan bahwa teknik pertama Cina mengusai ialah dengan memperbanyak keturunannya di suatu negara (baca: Indonesia). “Langkah pertama Cina adalah melipatgandakan jumlah mereka. Karenanya, hal kewarganegaraan adalah yang pertama ditempuh.”

Dan mereka tidak akan terbendung walaupun ada elit atau tokoh di negara ini yang memperintahkan agar ratusan ribu Cina yang telah tiba di Indonesia diminta pulang.

Langkah kedua yang menurutnya paling berpengaruh selanjutnya ialah orang-orang Cina memperluas usaha dagang mereka di setiap daerah di Indonesia. “Langkah kedua Cina adalah mengembangkan perdagangan untuk menguasai ekonomi dan bisnis pribumi. Padahal waktu itu Soekarno dan Hatta mengajak para saudagar Cina untuk menyelesaikannya secara politik. Akan tetapi berbeda pendapat di antara Cina-cina itu. Soekarno pun menerbitkan PP No. 10 untuk mencegahnya. Tapi dalam kenyataannya tidak berhasil.”

Namun dari syarat yang diberikan Soekarno itu, justru Cina semakin kuat. Pasalnya, Soekarno melarang berpolitik tetapi bebas melakukan perluasan ekonomi.

“Langkah ketiga terbuka saat Soekarno melarang Cina berpolitik tapi bebas dalam ekonomi. Mereka mulai menguasai ekonomi da industri.”

Lalu disusul lagi dengan kebebasan Cina dalam bidang keuangan. “Penguasaan terhadap terbuka pada masa krisis moneter. Dan kemudian amandamen UUD 45 agar terbuka peluang politik Cina. Sehingga dengan kemampuan tersebut, Cina akhirnya mampu membeli media/pers. Ini langkah selanjutnya. Lalu terbentuk parpol. Merusak parpol-parpol yang ada lalu membelinya.”

Hingga saat ini menurut aktivis kawakan itu partai yang notabenenya digawangi oleh etnis Cina ialah partai Nasdem dan Perindo. (ts/voaislam)