Spiritual Parenting di Masa Pandemi Corona

Metode ini bersifat penuh penghayatan, mengenalkan Allah lewat matahari, cahaya bulan, warna-warni bunga, persahabatan dengan sesama, kasih sayang orang tua, kecintaan terhadap ibadah dan bukan metode yang mengenalkan Allah lewat khotbah dan hafalan nama-nama Allah semata. Spiritual Parenting mengenalkan anak untuk mendapatkan hikmah atas peristiwa yang dipelajari. Bahkan dimasa pancemik covid-19 kita bisa mengenalkan Allah lewat hikmah atas peristiwa ini.

Cendekiawan Muslim dari UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat memberi tips singkat kepada orangtua untuk menerapkan spiritual parenting di dalam lingkup keluarga.

Pertama, mengajarkan kepada anak, bahwa Allah selalu memperhatikan gerak-gerik kita, sehingga anak akan selalu sadar akan gerak dan langkahnya selalu diketahui oleh Allah, juga kemampuan orang tua memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya atas dasar bahwa Allah selalu melihat diri mereka juga.

Di bulan Ramadhan ini terutama saat “di rumah saja” Orangtua bisa memberi contoh bahwa Allah sedang memberi cobaan adanya pandemic Covid-19 ini. Disampaikan juga bahwa rahmat Allah lebih besar daripada cobaan Allah. Seperti halnya kisah Luqman dalam Q.S Luqman ayat 14 yang mengajarkan anak-anaknya Tauhid kepada Allah SWT.

Kedua, mengajarkan kepada anak-anak bahwa hidup kita ini selalu berhubungan satu dengan yang lain, bahkan bakteri sekalipun. Dengan pengajaran ini, anak-anak akan menghargai manusia, alam dan dunia ini. Di bulan Ramadhan dalam kondisi pandemi covid-19 ini anak-anak diajarkan rasa empati kepada orang lain. Ketika kita punya rejeki, bisa diberikan kepada orang lain yang membutuhkan.

Ketiga, jadilah orang tua pendengar yang baik bagi anak-anaknya. Perhatikan setiap anak kita berbicara sehingga kita dapat melatih mereka berpikir dan mengatur emosi dengan tertib dan jernih. Di bulan Ramadhan ini orang tua punya waktu yang luang untuk anak-anaknya. Mendengar cerita-cerita mereka. Orang tua juga memberi umpan balik kepada mereka dengan memberi motivasi dan cerita-cerita yang menggugah mereka.

Keempat, ajarkan anak-anak kita berbicara dengan menggunakan kata-kata yang baik, bagus, indah dan dorong mereka mengungkapkan cita-cita akan masa depan dengan menggunakan imajinasi mereka.

Di bulan ramadhan ini anak-anak juga perlu diberi diajak untuk mengenal Allah dalam bentuk kesyukuran atas apa yang mereka miliki dengan mengucapkan kata-kata kesyukuran dan kesyukuran ini diwujudkan dengan mengajak anak-anak untuk bercita-cita menjadi pribadi yang manfaat untuk agama dan bangsa. (Okz)

Oleh: Iwan Setiawan
Dosen Universitas Aisyiyah Yogyakarta dan Sekretaris KOKAM Nasional