Soroti Ngabalin yang Suka Potong Pembicaraan, Habib Umar Alhamid: Tidak Pantas

eramuslim.com — Panglima Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid menyayangkan acara dialog kebangsaan yang ditayangkan dalam HUT ke-15 tvOne ada orang yang menjadi ‘Badut Politik’ yang tidak pantas dihadirkan dalam acara tersebut.

“Sepertinya tak pantas seorang Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin memperlihatkan contoh yang tidak baik dengan memotong pembicaraan dalam Dialog tersebut yang dihadiri para tokoh nasional,” ujar Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Sabtu (18/2/2023).

Menurutnya, seorang tenaga ahli itu harus sopan dan bijak dalam setiap memberikan pendapat atau ucapannya. Apalagi hal itu disiarkan di televisi.

“Kayaknya tak pantas Ngabalin dihadirkan di Dialog Kebangsaan HUT tvOne ke-15. Dia seperti badut yang asal memotong pembicaraan padahal dihadiri tokoh-tokoh nasional,” tegasnya.

Dikatakan Habib Umar, Ngabalin sebagai pejabat publik harusnya memperlihatkan sisi kesopanan dalam memberikan argumentasi.

“Apalagi Ngabalin menjadi orang Istana yang sudah pasti mewakili pemerintah,” tutur habib Umar.

Lebih jauh Habib Umar mengatakan, masyarakat Indonesia menonton kelakuan Ngabalin yang tidak mencerminkan budaya bangsa Indonesia.

“Apalagi dilihat generasi muda. Bisa berbahaya karena kelakukan Ngabalin bisa ditiru anak muda yang merupakan generasi penerus bangsa ini,” jelasnya.

Habib Umar meminta bukan saja kepada tvOne, tapi televisi yang ada di negeri ini untuk tidak hanya mengejar rating dengan menampilkan orang yang memunculkan kontroversi di masyarakat.

“Saat ini masyarakat butuh tokoh-tokoh nasional memberikan pernyataan menyejukkan dan damai,” ungkapnya.

Dikatakan Habib Umar, sebenarnya Dialog Kebangsaan dalam rangka HUT ke-15 tvOne sudah bagus dengan menampilkan tokoh-tokoh nasional yang berkualitas.

“Pernyataan Pak Jusuf Kalla, Pak Mahfud MD sangat memberikan pencerahan bagi rakyat Indonesia. Namun tercoreng adanya Ngabalin yang seperti ‘badut politik’,” katanya. (Sumber: Fajar)