Presiden Joko Widodo memang sudah tegas menolak wacana yang dilontarkan Direktur Eksekutif Indobarometer, M. Qodari itu.
Bahkan disebut Jokowi bahwa wacana itu hanya digulirkan orang yang cari muka dan ingin menjerumuskan dirinya serta menampar mukanya.
Tapi anehnya, Jokowi seperti “menikmati” wacana yang masif didengungkan Komunitas Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024 itu. “Menikmati” lantaran Jokowi tidak memberi teguran keras secara langsung kepada Qodari.
Bahkan Qodari seperti mendapat ruang besar untuk memastikan tujuannya menduetkan Jokowi-Prabowo bukan hal mustahil.
Artinya, sekalipun Ketua PDIP Ahmad Basarah menyebut jabatan 3 periode jauh dari sikap politik PDIP, jika Jokowi tidak tegas membubarkan rombongan Qodari maka mau tidak mau kelompok PDIP ada yang ikut dalam rombongan kereta.
Saat ini memang belum diketahui pasti siapa lingkaran utama yang mendorong agar Jokowi lanjut di 2024. Patut diduga dorongan berasal dari lingkaran utama presiden yang selama dua periode merasa “nyaman”.
Bisa juga kelompok yang ingin proyek yang sudah dikerjakan bisa diteruskan dan dirampungkan di periode ketiga, sehingga “rezeki” tidak terputus.
Terlepas dari itu, PDIP, khusus Megawati Soekarnoputri, jika tidak mengambil sikap tegas dengan wacana 3 periode, maka akan ada kelompok dari PDIP yang memanfaatkan momentum sehingga ikut mendukung wacana yang bertentangan dengan konstitusi itu.
Bagi internal PDIP, kehadiran pendukung Jokowi 3 periode tidak hanya memecah kubu menjadi 3, tapi juga membuat partai kurang terkonsolidasi dan dikhawatirkan gagal melanjutkan kesuksesan sebagai partai pemenang pemilu. [RMOL]