"Olmert and Bush the real terrorist", "USA Imprealist number one terrorist", teriak massa yang tergabung dalam Solidaritas untuk Palestina dan Libanon yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kedutaan Besar AS, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (31/7).
Koordinator Kontras Usman Hamid menilai kebijakan luar negeri AS memberikan dukungan terhadap Israel, telah menimbulkan meluasnya segala bentuk penyerangan yang dilakukan Israel ke Palestina dan Libanon, itu jelas melanggar hukum internasional HAM dan humaniter.
"Kami meminta AS mencabut hak vetonya demi keluarnya resolusi Dewan Keamanan PBB yang mampu menyelamatkan rakyat sipil dan menghentikan perang Israel-Hizbullah," tegasnya.
Dirinya menyesalkan sikap negara-negara di Timur Tengah yang tidak bersatu menghentikan serangan Israel, Ia menyerukan negara Timur Tengah untuk tidak tunduk pada tekanan politik AS dan terjebak pada politik aliran di atas problem kemanusiaan ini.
Dalam aksi itu peserta aksi juga mendesak PBB, khususnya Dewan HAM untuk melakukan tindakan yang lebih konkrit, mengirimkan pasukan perdamaian untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel, mendesak dibentuknya Mahkamah Internasional bagi kejahatan perang agresi militer Israel serta meminta semua anggota PBB untuk meratifikasi Konvensi Internasional Anti Penyiksaan, sehingga setiap negara dapat menangkap dan memberikan hukuman terhadap para pemimpin Israel yang melakukan kejahatan kemanusiaan.
Aksi Unjuk rasa mendapat pengawalan ketat dari puluhan aparat kepolisian. Aksi diikuti beberapa elemen masyarakat antara lain, Korban Tanjung Priok 65, Korban Tragedi Mei 98, Korban 65, Al-Irsyad, PB HMI, HMI MPO Jaksel, HRWG, Kontras, PP Pemuda Muhammadiyah, UPC, Walhi Jakarta, YLBHI, dan lainya.(novel)