Soeripto: Hidden Agenda Kunjungan Menlu AS dan PM Inggris Semestinya Diketahui Publik

Pemerintah diminta bersikap terbuka dan bisa menyampaikan agenda kunjungan Menlu AS Condolezze Rice dan PM Inggris Tony Blair kepada masyarakat agar tidak muncul spekulasi yang keliru. Sebab, selama ini Indonesia dituduh sebagai negara yang rentan dengan kegiatan terorisme.

”Semestinya rakyat tahu keadaan sebenarnya. Kalau Presiden SBY mau mendapat dukungan dari rakyat, kalau ada tekanan dari mereka seharusnya disampaikan kepada masyarakat,” papar anggota Komisi I DPR Soeripto di Jakarta, Selasa (4/4).

Ditegaskannya, keterbukaan informasi agenda pertemuan antar dua Kepala Negara itu penting dan diharapkan masyarakat guna menepis dugaan-dugaan yang simpang siur. ”Kalau ada hidden agenda mestinya disampaikan. Kita mengharapkan keterbukaan dari presiden,” katanya.

Ia mengatakan, kunjungan Rice dan Blair itu dalam rangka ingin melihat langsung situasi keamanan Indonesia yang selama ini mereka tuding sebagai sarang teroris. ”Kalau menurut saya, AS, Australia dan Inggris melihat Indonesia masih sebagai sarang teroris. Mereka melihat ancaman terorisme masih potensial di Indonesia. Kunjungan mereka itu untuk mengecek hasil laporan dinas intelijen mereka,” papar politisi PKS itu

Ia menambahkan, sejak Timor Leste pisah dari NKRI dan peledakan bom Bali, Australia menambah jumlah intelijennya ke Indonesia. Oleh karena itu kita harus waspada terhadap travel warning yang sering mereka sebarkan. ”Ini artinya mereka lebih percaya dengan informasi dari dinas intelijen mereka walaupun telah datang langsung ke Indonesia dengan kondisi aman,” tegas dia.

Khusus mengenai kunjungan Menlu AS, ia memprediksi, hal itu terkait dengan penolakan masyarakat Indonesia terhadap ExxonMobile dan Freeport. ”Saya kira kunjungan itu ada kaitannya dengan, amankan Freeport dan Exxon. Itu hidden agenda mereka,” tandas dia. (dina)