Statistik jenis ini sangat rawan terhadap subyektivitas peneliti krn obyek yg diteliti multitafsir dg prilaku individu yang sangat dinamis serta penafasiran terhadap hasil sangat luas.
10. #Survey. Terdapat minimal 6 tahapan survey seperti survey pilkada : 1) rancang penelitian, 2) rancangan pertanyaan, 3) penetapan sampel, 4) pelaksanaan penelitian/survey, 5) pengolahan data, 6) publikasi laporan.
11. #Survey. Seperti diuraikan sebelumnya bhw survey ditujukan utk mengetahui perilaku seluruh Individu dalam populasi yg disurvey, maka rancangan penelitian betul harus dilakukan secara obyektif.
Jika tujuannya subyktif maka itulah Awal terjadinya KEBOHONGAN statistik.
12. #Survey. Potensi KEBOHONGAN survey lewat statistik terdapat pada semua tahapan, tapi yang paling rawan adalah pada tahapan pembuatan pertanyaan, pengambilan sampel, dan pengolahan data.
Semua tahapan ini betul2 menjadi “kewenangan” peneliti shg menjadi rawan subyektivitas.
13. #Suvey. Sampel adalah individu dalam populasi yang secara metode statistik dianggap mewakili perilaku populasi yang disurvey sehingga hasil survey thdp sampel dianggap sudah mewakili dugaan perilaku populasi secara keseluruhan.
14. #Survey. Semakin banyak Individu yg dijadikan sampel, secara ilmiah semakin baik tetapi semakin mahal dan semakin butuh waktu yang lama.
Tentang penentuan jumlah sampel yg sesuai sangat tergantung banyak hal.
Banyak buku yg membahas cara penetapan sampel.
15. #Survey. Persyaratan penetapan sampel yg tapi adalah bhw harus mewakili karasteristik perilaku populasi.
Terhadap populasi yg homogen maka penetapan sampel dilakukan dengan sistem acak bebas, bisa lewat cara “undi” thdp nomor atau kode populasi.
16. #Survey. Thdp populasi yg tdk homogen maka dilakukan klasifikasi populasi yg dianggap homogen dan setelah itu baru dilakukan penentuan sample secara acak pada masing-masing kelompok klasifikasi populasi.
Jumlah sampel masing2 klasifikasi berdasarkan proporsionalitas populasi.
17. #Survey. Hal yg mempengaruhi jumlah klasifikasi dan jumlah sampel utk survey pemilihan (pilpres, pileg, atau pilkada) tergantung pada hal2 : 1) jumlah, 2) perdebatan wilayah, 3) perbedaan kultural, 4) perbedaan tingkat pendidikan, 5) perbedaan ekonomi, 6) “panutan”.