Mabes Polri mengaku belum menerima kabar tertembaknya otak pelaku Bom Bali, Dulmatin, oleh militer Filipina. "Kita belum dapat kabar. Coba dicek saja ke Departemen Luar Negeri (Deplu), "ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Sisno Adiwinoto di Jakarta, Jum’at (24/8).
Pihak militer Filpina menyebutkan, pimpinan Abu Sayyaf bernama Gumbahali Jumdail dan ahli bom Jamaah Islamiyah, Dulmatin, yang juga warga negara Indonesia, terluka dalam baku tembak di Maimbung, 9 Agustus lalu.
Dulmatin diyakini sebagai otak di balik peristiwa Bom Bali tahun Oktober 2002, yang menewaskan lebih dari 200 orang. Dia adalah pakar bom Jamaah Islamiyah, kelompok teroris yang berbasis di Indonesia.
Washington telah menawarkan USD10 juta bagi penangkapan Dulmatin.
Ahli bom Jamaah Islamiyah lainnya, Umar Patek, dilaporkan masih berada di Sulu dan dilindungi Abu Sayyaf dan kelompok perlawanan Moro. Umar Patek dihargai USD1 juta. Dia juga warga negara Indonesia
Sementara Departemen Luar Negeri (Deplu) membantah atas informasi mengenai meninggalnya buronan teroris di Filipina, Dul Matin, dibantah Departemen Luar Negeri RI. Bahkan, Deplu mengatakan jika pihak militer Filipina terlalu banyak ulah.
"Kalau memang Dul Matin mati beritahu kita secara resmi dan tunjukkan jasadnya kepada perwakilan di sana. Bukan seorang Mayjen berbintang dua yang berbicara tanpa dasar. Kita anggap berita itu bohong, "
ujar Direktur Deplu Teguh Wardoyo.
Menurutnya, informasi mengenai tewasnya Dul Matin baru bisa dipercayai jika diberitahukan melalui kepolisian Filipina. "Ada upaya digreeding image Indonesia di luar negeri. Saya keberatan dengan sikap tokoh militer di sana, "imbuhnya. (dina)
.