Eramuslim – Diplomasi Presiden Joko Widodo dinilai hanya bualan dalam merespons sikap arogansi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang memutuskan sepihak Al Quds sebagai ibu kota Zionis Israel.
Jokowi dianggap demikian karena tidak berani bertindak tegas dan konkret untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan AS.
Pendapat ini diutarakan oleh Ketua Progres 98, Faizal Assegaf, dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/12). “Fakta menunjukan, jangankan membela hak bangsa Palestina, menghentikan kerakusan Freeport di Papua saja terbukti berdusta dan memilih berkompromi,” tutur mantan aktivis mahasiswa 1998 ini.
Selain itu, lanjutnya, dalam kasus pembantaian kaum muslim Rohingya, begitu jelas Jokowi tak bernyali menghadapi penguasa Myanmar, apalagi berhadapan dengan Amerika.
“Tak heran bila di mata Amerika, Jokowi hanyalah seekor kucing sirkus yang jinak dan lucu. Kalau terlihat galak, cukup lempar tulang langsung jadi manut,” kesal Faizal.
Atas hal tersebut, menurut Faizal, Jokowi tidak dapat dipercaya dan diandalkan untuk mewakili aspirasi umat Islam terkait masalah Palestina. “Kalau dipaksakan, hasilnya cuma lucu-lucuan dan berujung pengkhianatan,” imbuhnya.
Faizal menilai, umat Islam perlu memilih jalur perjuangan yang independen dan efektif.
“Jangan terjebak dengan permainan politik licik rezim Jokowi.”
“Sudah tepat seruan solidaritas umat untuk turun ke jalan mendesak Dubes Amerika segera angkat kaki dari Indonesia. Itu langkah jitu, patut didukung.”
Kalau hal itu dilakukan, lanjut dia, rezim Jokowi akan ketar-ketir.(Fj/Ram)