Eramuslim ā Penerbit Yudhistira Ghalia Indonesia menyampaikan permohonan maaf atas penulisan Yerussalem sebagai Ibu kota Israel pada buku pelajaran IPS kelas VI yang belakangan ini diperdebatkan. Pihak penerbit berdalih bahwa pencantuman Al Quds Ibu kota Israel berdasarkan sumber internet World Population Data Sheet 2010.
“Kami menyampaikan mohon maaf sehubungan dengan informasi yang berkembang saat ini atas kesalahan penyebutan A Quds sebagai ibu kota Israel,” ungkap kepala penerbitan Yudhistira Dedi Hidayat melalui pesan tertulisnya kepada Republika, Rabu (13/12).
Dedi mengaku, tidak mengetahui jika data yang dikutip dari sumber internet tersebut masih menjadi perdebatan dan belum diakui secara internasional. Terlebih, menurut Dedi, sumber-sumber lain di internet pun mencantumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sayangnya, permintaan maaf kepala penerbitan Yudhistira ini tidak disertai dengan rencana penarikan buku-buku yang telah terbit di pasaran. Dedi Hidayat menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan revisi isi buku pada cetakan selanjutnya.
“Kami mohon maaf jika sumber yang kami ambil dianggap keliru. Kami akan melakukan perbaikan atau revisi isi buku tersebut pada cetakan berikutnya,” tegas Dedi.
Belakangan, buku IPS kelas VI terbitan Yudhistira yang beredar di masyarakat diperdebatkan. Sebab, dalam buku karangan Sutoyo dan Leo Agung tersebut mencantumkam Al Quds sebagai Ibu Kota Israel.