Eramuslim.com – Slogan “Sukses Jakarta Untuk Indonesia,” yang diluncurkan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, diduga tidak memiliki dasar hukum dan berpotensi melanggar aturan.
Ketua Koalisi Pemerhati Jakarta Baru (Katar) Sugiyanto mengatakan, ketentuan aturan tersebut adalah Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 25 Tahun 2022 Tentang Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Tahun 2023-2026.
Pergub tersebut diteken Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 10 Juni 2022. Aturan itu merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2021 tentang Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk Daerah Dengan Masa Jabatan Kepala Daerah Berakhir Pada Tahun 2022.
“Menurut Pergub 25/2022 bagian “Bab V Tujuan dan Sasaran” atau halaman V-320, Konsep Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Tahun 2023-2026 adalah “Jakarta: Kota untuk Semua”. Konsep ini dibuat dengan tujuan mengedepankan konsep kota yang seimbang dan inklusif,” kata Sugiyanto melalui siaran persnya, Selasa (16/7).
Dengan mengacu pada Pergub 25/2022, seharusnya Heru Budi Hartono menggunakan slogan “Jakarta: Kota untuk Semua” bukan “Sukses Jakarta Untuk Indonesia.
Sugiyanto berpandangan, slogan “Jakarta: Kota untuk Semua” sebenarnya adalah lanjutan dari slogan “Maju Kotanya, Bahagia Warganya”.
“Pergub 25/2022 dibuat untuk memastikan keselarasan dengan dokumen perencanaan yang berlaku dan untuk menjaga kontinuitas pembangunan antar periode,” kata Sugiyanto.
Sugiyanto mengingatkan, sebagai Penjabat Gubernur, Heru Budi Hartono, memiliki kewajiban untuk tidak mengambil keputusan penting tanpa persetujuan dari Mendagri, sesuai dengan Pasal 132A Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2008.
“Aturan ini melarang Penjabat Gubernur membuat kebijakan yang bertentangan dengan program pemerintah sebelumnya,” kata Sugiyanto.
Sumber: RMOL
Yah.. begitullah klo menjabat cuma hadiah dari junjungannya
Mengapa Plt Gub DKI JKT BH merobah slogan Jakarta? Karena itu memang melaksanakan perintah tuannya yang mengangkatnys sebagai Plt Yaitu menghapus kesan2 baik yang ada di Jakarta hasil kerja dari gubernur lama dan tuan penunjuknya tidak suka akan sesuatu yang positif dari gubernur lama