Sistem Ekonomi Bung Hatta Sejalan dengan Konsep Islam

Sistem Ekonomi yang diusung oleh proklamator Indonesia Muhammad Hatta masih cocok dengan kondisi saat ini bahkan bisa menjawab kesejahteraan bagi rakyat kecil.

Hal tersebut diungkapkan oleh Anwar Abbas, pengarang buku "Bung Hatta dan Ekonomi Islam, Pergulatan Menangkap Makna Keadilan dan Kesejahteraan", di Sekretariat MUI, Jakarta, Selasa.

Anwar melihat sistem perekonomian global dan Indonesia belum dan semakin tidak berpihak kepada rakyat miskin.

"Stiglitz (pemenang nobel Joseph E Stiglitz) mengatakan sistem ekonomi hari ini kurang berpihak kepada rakyat miskin karena itu perlu sistem ekonomi alternatif, " katanya.

Anwar mengatakan sistem ekonomi yang diusung Bung Hatta bisa menjawab hal itu. Sebab pemerintah mempunyai komitmen menyelenggarakan ekonomi berkeadilan dan bisa menyejahterakan rakyat, akan tetapi yang ada saat ini usaha pemerintah yang dilakukan tidak maksimal.

Anwar melihat apabila pemerintah benar-benar menerapkan sistem perekonomian seperti pada Pasal 27, Pasal 33 dan Pasal 34 UUD 1945 maka kesejahteraan rakyat bisa tercapai.

"Fenomena perekonomian saat ini egoistik dan individualistik sehingga keragaman, kebersamaan dan persatuan tidak tercapai, " kata Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Pemikiran ekonomi Hatta secara substansial dapat dinilai sejalan atau paralel dengan konsep Islam terutama dilihat dari sisi falsafah, tujuan nilai-nilai dasar dan nilai instrumentalnya.

Oleh karena itu pemikiran ekonomi Hatta bisa dilihat sebagai salah satu bagian dalam pemikiran ekonomi Islam. Di mana Hatta melihat bahwa alam semesta termasuk harta kekayaan milik Allah, oleh karena itu ekonomi harus menjunjung nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan dengan mengaplikasikan. (novel)