Sindir PKS, Said Didu: Jokowi Hebat, Dulu Dikritik, Kini Didukung

eramuslim.com — Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, kembali melontarkan kritik pedas terhadap Presiden Joko.

Said Didu kali ini menyoroti perubahan sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terhadap Jokowi di penghujung masa jabatannya.

“Pak Jokowi memang hebat, selama 9 tahun 9 bulan dikritisi oleh PKS,” ujar Said Didu dalam keterangannya di aplikasi X @msaid_didu (18/8/2024).

Dalam pernyataannya, Said Didu menilai bahwa perubahan sikap PKS yang awalnya kritis terhadap pemerintahan Jokowi, kini berubah menjadi dukungan, terutama dalam tiga bulan terakhir sebelum masa jabatan Jokowi berakhir.

“Dan, sisa tiga bulan ternyata Jokowi bekerja sangat keras sehingga langsung dapat pujian dari PKS dan bahkan langsung berbalik mendukung dinasti Jokowi,” singgungnya.

Pernyataan Said Didu ini sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap potensi pembentukan dinasti politik yang dianggap bisa merusak prinsip-prinsip demokrasi yang seharusnya dijaga.

Ia juga seolah mempertanyakan ketulusan PKS dalam mengawal pemerintahan dan menegakkan kritik.

Sebelumnya diketahui, PKS telah meninggalkan pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) setelah tenggat waktu yang diberikan kepada pasangan calon (paslon) tersebut untuk memastikan pencalonan mereka di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta berakhir pada 4 Agustus 2024.

PKS kini bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang memiliki Ridwan Kamil sebagai calon tunggal.

Meskipun PKS sebelumnya telah mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Anies-Sohibul pada Juni 2024, dengan harapan dapat memenuhi kekurangan empat kursi untuk pencalonan resmi.

PKS kalau itu telah berkomunikasi dengan partai NasDem dan PKB, yang juga membuka peluang untuk mendukung Anies.

Juru bicara PKS, Muhammad Kholid, dalam keterangannya pada Rabu (7/8/2024), menyatakan bahwa PKS telah memberikan tenggat waktu selama 40 hari kepada Anies untuk memastikan pencalonan AMAN sejak 25 Juni hingga batas waktu 4 Agustus. PKS berharap Anies dapat memenuhi syarat pencalonan tersebut.

Namun, dengan berakhirnya tenggat waktu tersebut, PKS kini mempertimbangkan opsi lain, yaitu meninggalkan Anies dan bergabung dengan KIM. Pilihan ini sedang dibahas dalam pembicaraan internal partai.

Keputusan PKS untuk mencari opsi baru ini dapat mengubah dinamika politik di Pilgub Jakarta, dengan potensi dukungan mereka beralih kepada Ridwan Kamil melalui Koalisi Indonesia Maju.

(sumber: fajar)

Beri Komentar