Pendukung Habib Rizieq Shihab yang merupakan gabungan massa Front Pembela Islam (FPI) dan ormas-ormas Islam lainnya memenuhi ruang sidang Garuda Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (16/6), untuk mengikuti jalannya sidang praperadilan terhadap Kapolri Jenderal Sutanto dan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Adang Firman terkait penangkapan Ketua FPI, Habib Rizieq pasca Insiden Monas.
Jadwal sidang praperadilan ini rencananya dimulai pukul 09.00 WIB. Semua kursi yang ada di dalam ruangan ditempati oleh massa yang mengenakan pakaian serba putih itu. Bahkan, sebagian memilih untuk berdiri. Tidak hanya kaum laki-laki, perempuan nampak juga berada di sana. Diantarnya isteri Habib Rizieq bernama Syarifah Fadlun dan dua orang anak, duduk di deretan bagian depan.
Praperadilan ini terkait lima pasal yang dikenakan terhadap Rizieq dalam kasus kekerasan terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), di Silang Monas, beberapa waktu lalu.
"Kita mengajukan praperadilan, karena kita menganggap pada saat kejadian itu Habib tidak ada di tempat, dan seperti permintaan Munarman juga Habib harus dibebaskan setelah dia menyerahkan diri, " ujar Penasehat Forum Umat Islam, Ahmad Sumargono kepada eramuslim.
Sementara itu, Identitas pria berpistol di tengah insiden Monas antara massa FPI dan AKKBB masih belum diketahui. Polisi bahkan belum menetapkannya sebagai DPO seperti yang dilakukan pada anggota FPI yang diketahui melakukan ekerasan.
"Ini anehnya. Polisi juga membantah bahwa orang itu adalah anggota polisi. Namun sampai saat ini polisi tidak menyatakan orang itu sebagai DPO, " jelas Kuasa Hukum FPI Sugito Atmo Pawiro, Senin.
Menurutnya, fakta tersebut harus diselidiki karena secara hukum terbukti danya pelanggaran hukum. Mengenai identitas pelaku, dia menduga pembawa pistol tersebut memang oknum anggota kepolisian yang juga jemaat Ahmadiyah.
"Ada dugaan dia oknum anggota kepolisian yang juga warga Ahmadiyah, " jelas Sugito.
Di bagian lain, adanya rumor Gunawan Muhamad mendapatkan 10 miliar rupiah untuk mendesain bentrokan antar massa AKKBB dan FPI di Monas dianggapnya terlalu mengada-ada.
"Saya ragu, kurang masuk akal bagi saya Gunawan Muhamad dapat 10 miliar rupiah untuk mendesain insiden di Monas, " ujar Sugito.
Namun menurutnya, rumor pertemuan di Cikeas untuk merancang insiden tersebut sebagai upaya pengalihan isu kenaikan harga BBM bisa saja terjadi, karena pemilu 2009 semakin dekat. (novel)