Eramuslim.com – Beginilah seorang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ketika menyikapi persoalan penggusuran yang terjadi di daerahnya dan komentarnya kepada Kepala Daerah lainnya.
Kejadiannya ketika pada tahun 2010 Walikota Tangerang saat itu Wahidin Halim, yang dipanggil DPR RI untuk menjelaskan rencananya melakukan penggusuran terhadap warga Cina Benteng, Kampung Sewan Tangerang.
Ahok sendiri di medio itu, masih menjadi anggota DPR RI di Komisi II, Ahok mempertanyakan persoalan Wahidin yang tidak bersedia memberikan ganti rugi kepada warga yang terkena gusuran.
Menurut Ahok walaupun anggarannya tidak tersedia, namun Ahok memaksa Wahidin agar menggunakan APBD sesuai dengan persetujuan DPRD.
Bahkan Ahok dengan sombongnya memaksa agar Wahidin harus sadar karena mereka yang tinggal di daerah tersebut sudah menempati turun temurun, dan membangun dengan hasil jerih payah.
Penggusuran warga keturunan etnis Cina ini dikarenakan akan diadakannya normalisasi Kali Cisadane, dan Pemkot beralasan jika soal tidak diberikannya ganti rugi dikarenakan bantaran kali yang ditempati tidak memiliki IMB.
Bahkan saat dengar pendapat di Komisi II saat itu, Walikota Wahidin sempat dimaki-maki oleh Ahok karena tidak bersedia memberikan ganti rugi, melalui anggaran kerohiman, namun Wahidin mengatakan jika mata anggaran itu tidak ada dalam APBD 2010 Tangerang.
Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini Ahok menjadi Gubernur justru berbanding terbalik, penggusuran yang dia lakukan justru tidak satupun yang diberikan ganti rugi.
“Mereka yang lain mungkin diberikan tempat di rumah susun, tapi apakah semuanya tinggal disana ? bagaimana dengan mereka yang harus tinggal di tempat lain ? Sementara tidak ada satupun dana untuk memulai ditempat lain?” Ujar Bastian P. Simanjuntak Presiden Gerakan Pribumi Indonesia.
Bahkan menurutnya Ahok cuma perduli dengan mereka yang se etnis dengan dirinya, ketika mendapat laporan soal warga etnis Cina di gusur tanpa ganti rugi, langsung muncul bagai pahlawan dan memaksa untuk berikan ganti rugi walaupun menyalahi aturan.
Sementara penggusuran hinga yang terakhir di Wilayah Pasar Ikan Luar Batang, banyak warga yang terpaksa harus hidup di perahu karena tidak mendapat tempat tinggal.
“Dengan entengnya dia bilang jika mereka (yang tinggal diperahu) ingin memantau, jika mereka akan kembali ke lokasi bekas gusuran, ” ujar Bastian marah.
Sementara saat ini banyak warga bekas gusuran terpaksa tinggal di perahu, dari beberapa keterangan yang didapat pembawaberita.com, dari warga Luar Batang, jika tempat di rumah susun sudah terisi penuh.
Arogansi Ahok yang selalu merasa benar dan menang sendiri menurut Bastian harus dihentikan, “Tidak benar ini, Ahok hanya memperkeruh suasana di Jakarta, dia tidak pantas menjadi Gubernur Jakarta,” tegas Bastian.(ts/pembawaberita)