Serikat Boemi Poetra: Selamat Datang Tahun Perlawanan!

tahun perlawanan jokowiEramuslim.com – Tahun 2015 yang baru meninggalkan kita mengajarkan banyak hal. Seperti betapa sulitnya hidup tanpa subsidi  sumber energi (BBM, BBG dan listrik) yang menjadi nadi utuk mengoperasikan kegiatan ekonomi.
Sekretaris Nasional (Seknas) Serikat Boemi Poetera, Abdullah Rasyid mengatakan ketika daya beli turun, masa depan pun bertambah suram. Apalagi setiap kepala warga negaranya tambah dibebani hutang negara yang terus ditumpuk. Dan disaat yang sama kekayaan alam dikapitalisasi dan dikapling oleh segelintir elit dan kongsi kepentingan neo kolonialisme, bukan untuk sebesar-besar kemakmuran bangsa Indonesia.
Rasyid mengungkapkan, dan ketika ekonomi nasional terpuruk, yang tercipta malah kegaduhan politik. Hasilnya cuma kocok ulang kabinet atau pimpinan DPR. Elit politik hanya fokus pada urusan struktur bukan fungsi. Sistem kita malfunction yang diubek-ubek struktur terus.  Bukankah alat mengikuti fungsi bukan mengikuti struktur?
“Terkait paket-paket kebijakan ekonomi yang digulirkan pemerintah tidak mengarah agar semua fungsi berjalan semestinya. Yang tidak beres di sistem dan leader puncak, yang dirombak pelaksana. Ibarat monyet menyuruh kura-kura memanjat pohon tidak bisa, lalu ganti menyuruh ikan,”ujar Rasyid kepada redaksi, Jumat (1/1).
2015 yang juga diramaikan dengan isu reshuffle kabinet di tenga-tengah situasi ekonomi yang lemah hanya berguna untuk memuaskan hasrat relawan atau segelintir elit lawan yang berpaling demi kebagian kue kekuasaan.
Tambah dia, selama leadership pemerintah diwarnai state capitalism, jangan harap ekonomi rakyat bangkit, Indonesia menang di kancah persaingan global. Dan jangan harap ada revolusi, selama masih mau menikmati mimpi-mimpi yang disematkan penguasa tiran, sebab revolusi bukan hanya diam, dan revolusi tak diciptakan oleh para pecandu kekuasaan.
“Selamat datang 2016, semoga menjadi tahun perlawanan,” tukas Rasyid.(ts/rmol)