eramuslim.com — Kondisi Partai Golkar saat ini usai dipimpin oleh Bahlil Lahadalia disebut-sebut mulai muncul pergolakan.
Terlebih setelah viralnya istilah “Raja Jawa” yang disampaikan Bahlil saat berpidato.
Bocoran terkait kondisi Golkar itu disampaikan Mantan Anggota DPR era Soeharto, Muhammad Said Didu.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Kementerian BUMN ini membeberkan bahwa saat ini Bahlil membuang hampir semua senior Partai Golkar.
“Dari pagi baca di WAG dan dapat WA dari teman2 di @PartaiGolkar bahwa Ketum baru Bahlil, membuang hampir semua senior PG,” tulis Said Didu, melalui akun pribadinya di aplikasi X, @msaid_didu.
“Jawaban saya kepada mereka: SELAMAT MENIKMATI
1) hasil kerja “Raja Jawa”, 2) hasil diammu dan ketakutanmu pada “Raja Jawa”,” sambungnya, dikutip Jumat (23/8/2024).
Hingga berita ini diterbitkan, cuitan Said Didu itu telah dilihat lebih dari 234 ribu pengguna aplikasi milik Elon Musk itu.
“Buat orang orang golkar yg tidak tersandera kasus harusnya mereka melakukan perlawanan dgn membuat munaslub tandingan untuk memilih ketum golkar yg cerdas, berani dan loyal pada partainya. Belajarlah dari sejarah PDI hingga menjadi PDIP,” ujar warganet di kolom komentar.
“Takut sama manusia melebihi takut pada Tuhannya, kerja diatas sumpah mengabdi u/ rakyat, kenyataannya Nol besar,” balas lainnya.
“Mengambil alih organisasi memang hrs spt itu..beda kalau pergantian pengurus normal yg sifatnya periodik dan hanya melanjutkan kepengurusan sebelumnya ..ini kan kesannya pembajakan..diambil alih org luar..,” sebut warganet lainnya.
Diketahui, dalam pernyataan lewat piadtonya, Bahlil meminta seluruh kader partai berlambang pohon beringin untuk tidak main-main dengan ‘Raja Jawa’.
Bahlil bahkan menyebut konsekuensi dari ‘main-main’ dengan ‘Raja Jawa’ bisa membawa celaka.
“Kita (kader Golkar) harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau main-main, celaka kita (kader Golkar). Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh, ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu,” ujar Bahlil, Rabu (21/8/2024).
Bahlil menyatakan tak perlu mengungkapkan siapa maupun risiko apa yang sudah terjadi saat mempermainkan sesuatu yang dia istilahkan dengan ‘Raja Jawa’.
Menurutnya, para kader Golkar sudah melihat sendiri efek yang terjadi.
“Waduh, ini sudah banyak, sudah lihat barang ini kan? Ya, tidak perlu saya ungkapkanlah. Enggak perlu,” ucapnya.
“Kita (para kader) sudah bersepakat Golkar mendukung pemerintah. Jangan pagi mendukung, sore setengah mendukung, malam bikin lain. Ini saya jujur saja. Saya enggak punya kepentingan apa-apa pribadi, kepentingan saya ke depan adalah Golkar lebih baik dari sekarang,” kata Bahlil. (sumber: fajar)