Eramuslim.com – Ketidakmampuan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengendalikan harga sembilan bahan pokok (sembako) yang terus merangkak naik menuai kritik. Salah satunya datang dari anggota Komisi VI DPR RI Abdul Wachid.
Menurutnya, ketidakmampuan Mendag dalam mengendalikan sembako tersebut harus menjadi catatan serius Presiden Jokowi.
“Presiden Jokowi harus benar-benar perhatikan kebijakan dan langkah yang dilaksanakan Mendag. Saya berbicara ini selaku anggota Komisi VI selaku mitra Mendag,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Tebu Republik Indonesia (APTRI) ini kepada TeropongSenayan di DPR RI Jakarta, Kamis (26/05/2016).
“Kalau saya amati selama bermitra dengan Mendag (Lembong), Mendag ini tidak tahu langkah apa yang akan diperbuat untuk stabilisasi harga pangan.”
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra itu mengatakan, ketidakmampuan Mendag dalam mengendalikan harga pangan karena Lembong tidak berasal dari latar belakang bisnis riil.
Adapun terkait lonjakan harga pangan saat ini, Wachid sendiri mengaku bahwa Komisi VI sudah melakukan Raker dengan Kementerian Perdagangan sebelum masa reses. Dalam Raker itu kata dia, Komisi VI sudah mengingatkan Mendag dan menanyakan formulasi apa yang akan dilakukannya menjelang Ramdhan.
“Kita bertanya sama Mendag saat itu, mau pakai jurus apa dalam menghadapi kenaikan harga-harga sembako dalam menghadapi bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri yang masih ada waktu dua bulan dari sekarang, ternyata Mendag tidak punya persiapan apa-apa,” ujarnya.
“Saya saat itu ingatkan Mendag untuk segera koordinasi dengan Mentan dan Menperin, Bulog, juga panggil pengusaha Sembako. Ternyata, Kalau lihat kenaikan seperti ini Mendag tidak dengar warning Komisi VI dan Mendag terlalu enak kawal Presiden kunjungan ke luar negeri,” sindir dia.
Untuk itu, ia berharap agar Presiden Jokowi meninjau kembali kinerja anak buahnya yang tidak becus mengurusi soal pangan tersebut.
“Saya minta Presiden Jokowi wajib ganti Mendag Lembong, ganti Mendag yang tahu ekonomi disektor riil biar masalah-masalah ekonomi di negeri ini cepat pulih kembali, sekarang pemerintah mau membahas RAPBN tahun 2017 saja mengalami kesulitan karena pajak tidak sesuai capaian, ya karena ekonomi sedang lesu,” pungkas dia.(ts/pm)