Dalam penggeledahan di Markas FPI, Rabu (4/6) pagi itu, Polri juga menyita 4 rim selebaran bertuliskan "Lumat SBY-JK." Namun, bagi kepolisian barang sitaan itu tidak berarti apa-apa. Dan, beberapa barang bukti berupa 11 potong bambu, 2 kayu berpaku
"Isinya biasanya saja, tidak ada yang istimewa, cuma bahasa yang di pakai saja ‘lumat SBY-JK’, " ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. Abubakar Nataprawira dalam jumpa pers, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu(6/4).
Dalam selebaran itu bertuliskan, Forum Umat Islam mendesak dan menuntut kepada pemerintah untuk membatalkan kenaikan harga BBM, menurunkan harga sembako, menasinalisasi aset-aset negara yang dikuasai asing, membubarkan Ahmadiyah dan menyatakan Ahmadiyah sebagai organisasi terlarang di Indonesia, kemudian mengusir Namru-2 dari bumi Indonesia, mengusir tentara di Namru, dan membersihkan kabinet dari antek AS.
Sebelum penangkapan dilakukan, Polisi mengaku sudah melakukan pendekatan sebanyak dua kali kepada pimpinan Front Pembela Islam (FPI), untuk menyerahkan tersangka pemukulan dalam insiden monas, Minggu (1/6) pekan lalu.
"Sejak sehari sebelumnya sudah ada pendekatan, tapi tidak ditanggapi. Hingga semalam polisi memberikan ultimatum, menyerahkan diri atau diambil paksa" ungkap Abubakar.
Akhirnyanya, pagi hari tadi sebanyak 800 personel polisi dari Brimob, reserse, provost, bagian kesehatan dan logistik iku mendukung operasi penangkapan dipimpin Kapolres Jakarta Pusat Kombes Polisi Heru Winarko.
"Tadi pagi dilakukan negosiasi dengan Habib Rizieq, kemudian diizinkan membawa anggotanya beserta Habib Rizieq sehingga kekerasan yang diramalkan akan terjadi, bisa dihindarkan, " jelasnya. (novel)