Pengamat ekonomi dari Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gajah Mada (UGM), Ichsanuddin Nooersy menyatakan, perombakan kabinet akan sia-sia jika kebijakan ekonomi pemerintah tetap mengikuti paradigma neo- liberal.
"Melihat pemerintah sudah menandatangani pinjaman siaga bernilai 1, 75 miliar dolar AS untuk menutup defisit, maka perombakan tidak banyak gunanya. Pinjaman itu akan membajak kebijakan apa pun yang akan diterbitkan oleh kabinet yang akan datang, " ujar Ichasanuddin Noorrsy di Jakarta, Senin (23/4).
Menurutnya, selama ini sudah terbukti, pinjaman luar negeri dan investasi asing malah menggerus perekonomian nasional. "Dan itu merupakan cara ampuh melumpuhkan kedaulatan ekonomi, " katanya.
Mantan anggota DPR itu menambahkan, jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hanya berani dengan perombakan terbatas sebagaimana disampaikannya, reaksi publik pasti langsung negatif.
Ia menilai, perombakan yang dicanangkan secara terbatas terkesan hanya sekadar memuaskan dahaga parpol atau kelompok tertentu.
Sementara itu pengamat politik Dr Sukardi, menyatakan publik sesungguhnya menuntut suatu perombakan kabinet secara radikal karena mereka mendambakan secercah harapan bagi kehidupan baru.
"Karenanya, rencana perombakan terbatas itu hanyalah suatu langkah politik sia-sia. Ya, sia-sia. Kalau hanya bersifat terbatas, maka hasilnya sama dengan tidak ada perombakan sama sekali, "kata Sukardi, yang juga Direktur Eksekutif Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS).
Seperti diketahui, pemerintah dan pengusaha Amerika Serikat (AS) berjanji menginvestasikan dananya senilai satu miliar dollar AS. Tapi, belum ada kepastian kapan rencana itu direalisasikan. (dina)