“Dan hasil yang kami dapat 3-10 Juli seluruh Provinsi Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat pada level 10-15%. Dari target kita sebenarnya 20% atau lebih,” katanya dalam konferensi persnya seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (12/7/2021).
Dia optimistis pada minggu depan kasus dapat mulai dikendalikan. Pasalnya mobilitas masyarakat berhasil ditekan. “Jadi kami berharap minggu depan sudah mulai mungkin kalau semua berjalan kita disiplin akan mulai flattening atau mulai akan merata (melandai). Dan kemudian kita harap nanti cenderung akan terkendali,” katanya.
Namun bagi epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, kondisi saat ini telah menjadikan Indonesia episentrum Covid-19. Hal ini terlihat dari jumlah kasus sangat banyak.
“Sekarang sudah jadi episentrum baru Covid-19. Dan dua hari terakhir sudah jadi episentrum baru. Dan bicara episentrum itu ya negara yang memang memiliki kasus infeksi terbanyak. Jadi sudah masuk kategori itu,” katanya saat dihubungi, Kamis (15/7/2021).
Dia menyebut tingginya kasus covid disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya testing hingga kini belum tercapai. Meski begitu Dicky menilai PPKM Darurat masih berpotensi efektif menekan kasus.
“PPKM Darurat ini memang bukan yang sempurna tapi masih punya potensi untuk efektif asal diperkuat dan dilakukan secara benar. Misalnya testingnya benar-benar 500.000 minimal. Sekarang harusnya sudah lebih lah. Dan WFH (work from home atau bekerja dari rumah) benar-benar 100%,” katanya.
Dicky menyarankan pemerintah memperkuat PPKM mikro untuk mencegah skenario terburuk kasus Covid-19 di Tanah Air. Bahkan dia menyebut pemerintah juga perlu menyiapkan strategi lockdown.
“Dan untuk mencegah skenario lebih buruk lagi, kematian tinggi, semakin kolapsnya fasilitas kesehatan ya kita harus siap PPKM Daruratnya diperkuat. 3T untuk testing minimal 500.000 bahkan 1 juta. Dan siapkan strategi lockdown. Saat ini harus siap dengan strategi lockdown,” katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pemerintah akan terus melihat efek implementasi kebijakan di lapangan. Jika kondisi jika tidak juga membaik, maka tidak menutup kemungkinan kebijakan PPKM Mikro diperpanjang.
“Jika kondisi belum cukup terkendali, maka perpanjangan kebijakan maupun penerapan kebijakan lain bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan demi keselamatan dan kesehatan masyarakat secara luas,” katanya.[em/sindonews]