Belum selesai warga Rejoso membersihkan rumah dan lingkungan, mereka harus bersiap-siap menghadapi ancaman penyakit pasca genangan banjir. Gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), batuk dan penyakit kulit harus mereka hadapi termasuk anak-anak dan wanita. Hal ini turut membuat tim kemanusian Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Surabaya prihatin.
Kesulitan warga Pasuruan akibat banjir 3 hari lalu terus berlanjut. Hujan yang terus turun di Pasuruan turut menghambat warga dalam membersihkan tempat tinggalnya. Kini, di beberapa tempat, banjir telah surut, termasuk di Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan.
"Kasihan mereka, setiap tahun dilandan banjir, dan sekarang agak lebih parah dari tahun lalu" ujar dr. Saiful Anwar, relawan medis BSMI yang hadir dalam posko bantuan medis BSMI di Kecamatan Rejoso. Kamis, 28 Januari 2009 ini, tim tanggap bencana BSMI Surabaya menerjunkan relawan medis untuk membantu penanganan korban banjir. Saiful menambahkan di desa Jarangan Kecamatan Rejoso masih terdapat genangan air setinggi mata kaki, sehingga kondisi lingkungan rentan akan penyakit. "Saat kami
adakan pengobatan disana, warga Rejoso mengharapkan agar bantuan bisa terus dilakukan. Maklum, mereka masih sibuk membersihkan rumah mereka, tapi genangan air masih di jalan-jalan desa" papar dokter lulusan FK Unair itu.
Selain di desa Jarangan, tim bantuan medis BSMI Surabaya juga diterjunkan di desa Kasuran, masih di kecamatan yang sama. BSMI sendiri masih membuka posko penanggulangan penyakit bagi korban banjir Pasuruan. Menurut Humas Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Surabaya, Achmad Zakaria, bantuan untuk korban banjir di Pasuruan ini dilakukan sebagai bukti kepedulian BSMI terhadap sesama yang membutuhkan. "Hari ini, tim relawan menjangkau sekitar 300 warga di dua desa kecamatan Rejoso", ujarnya.
Zakaria menambahkan selain peduli terhadap Palestina, BSMI juga peduli terhadap bencana yang ada di tanah air. "Salah satunya bantuan untuk korban banjir Pasuruan hari ini" pungkasnya.