Keberadaan situs porno di jaringan internet sekolah tidak bisa diberantas tanpa bantuan sekolah, karena itu guru sebagai bagian integral dari pendidikan, harus dapat mengawasi siswa saat pelajaran penggunaan fasilitas internet dilakukan.
"Situs memang bisa diblok, namun ia bisa beregenerasi menjadi situs lainnya, internet itu jalan tol, tergantung orangnya mau pakai untuk apa, "jelas Juru Bicara Departemen Pendidikan Nasional Bambang Wasito Adi, di Jakarta, Rabu(2/1).
Sebenarnya, menurutnya, siswa yang membuka situs porno di sekolah akan mudah ketahuan sebab di sekolah praktek seperti itu mungkin hanya sedikit, kebanyakan dari mereka membuka situs di warnet. Namun, bukan tidak mungkin siswa berani mencoba di sekolah. Untuk itu perlu peran aktif dari guru diperlukan dalam mencegahnya.
Seperti diketahui, Departemen Pendidikan Nasional telah mencanangkan program jaringan pendidikan nasional untuk sekolah-sekolah. Sebanyak 212 sekolah di seluruh Indonesia akan memiliki akses ke jaringan pendidikan nasional. Program tersebut diwarnai kekhawatiran tentang kemungkinan siswa bisa mengakses situs porno.
Meski situs porno membayangi jaringan pendidikan nasional, lanjutnya, pemerintah akan tetap menyambung jaringan ini ke seluruh sekolah yang ada. "Situs porno hanya ekses, harus kita bendung sama-sama. Internet di sekolah merupakan kebutuhan pendidikan, tanpa itu kita ketinggalan, "imbuhnya.
Sementara itu, Pakar telematika Roy Suryo, mengatakan jaringan pendidikan nasional dapat memproteksi akses para pelajar ke situs porno. Hal itu dimungkinkan, karena program jaringan pendidikan nasional menggunakan jaringan resmi.
"Proteksi terhadap situs-situs porno mungkin bisa dilakukan, karena menggunakan jaringan resmi, dan juga bisa dilakukan oleh para pengelola jaringan. Dalam hal ini sekolah harus dibekali pengetahuan untuk memproteksinya. Program untuk itu sudah banyak dan bisa diunduh, "jelasnya.
Roy mengatakan, saat ini ada sekitar 24, 5 juta orang pengguna Internet. Menurut dia, rata-rata semua pengakses pernah mengunjungi situs porno. "Mungkin tidak konstan, tapi pasti pernah mengunjungi, " katanya.
Sebelumnya, Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Romi Satria Wahono, mengatakan keberadaan situs porno tidak bisa dihambat. Saat ini ada lebih dari 1, 3 miliar halaman situs porno dalam jaringan Internet. Di mana, kontribusi dari situs porno tersebut mencapai 18 miliar dolar per tahun.
Bisnis pornografi, lanjutnya, mencapai angka 80 persen dari seluruh bisnis yang ada. Sebanyak 60 persen dari 1 miliar pengguna Internet dunia membuka situs porno saat terkoneksi dengan jaringan. Dalam setahun bahkan ada 600 film porno baru yang diproduksi. Karena itu, mampukah orang tua, masyarakat, dan negara, membendung arus deras pornografi dikalangan generasi muda???(novel)