Penerbitan Majalah playboy atau sejenisnya merupakan bentuk terorisme gaya baru, sebab peredaran majalah seperti itu akan mempengaruhi moral dan pemikiran masyarakat, sehingga mengalami degradasi moral dan ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan tersebut merupakan salah satu tujuan dari teror.
Hal tersebut diungkapkan Ustadz Ferry Nur Ketua Sekjen KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) usai simposium internasional di UI Depok, Kamis(02/02)
"Terorisme bukan hanya sekedar bom yang bisa diledakan, bom seks juga merupakan bagian dari terorisme, " tegasnya
Menurutnya, peredaran majalah playboy secara global tidak terlepas dari skenario dan strategi internasional yang berusaha menyebarkan virus yang dapat merusak moral umat muslim. Dirinya bersyukur, tokoh Islam dan elemen masyarakat sudah bersuara keras melakukan protes terhadap rencana peredaran majalah playboy di Indonesia.
Lebih lanut ia menyatakan, penolakan tersebut tidak akan berarti, jika Pemerintah tidak memberikan ketegasan melalui sebuah regulasi yang berupa UU, karena tanpa UU tersebut tidak ada landasan bagi aparat penegak hukum, untuk melakukan tindakan tegas terhadap hal-hal yang berbau pornografi dan pornoaksi.
Ia menambahkan, sebaiknya kelompok masyarakat yang mempunyai kepentingan tidak berlindung di balik kata-kata seni yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi serta kemungkaran. Ia meminta, kepada pemerintah dan masyarakat mengambil momentum penolakan peredaran majalah playboy versi Indonesia, untuk memberantas pornografi dan pornoaksi yang selama ini terabaikan. (Novel/Travel)