Sekjen Departemen Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, bukan hal yang sulit untuk melacak asal usul senjata yang digunakan oleh kelompok sipil bersenjata di Poso, Sulawesi Tengah, di mana senjata ilegal itu disinyalir berasal dari Filipina.
"Kita tinggal lihat saja, kan ada tanda-tandanya bisa dilihat spesifikasi senjata, karena itu buatan pabrik dan jelas distribusinya ke negara mana saja bisa dilacak, " ujarnya usai menjadi pembicara dalam Diskusi Suara Wakil Rakyat, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (1/2).
Meski demikian Sjafrie mengaku, tidak dapat memastikan darimana asal muasal senjata yang beredar di Poso itu.
Lebih lanjut Ia menegaskan, kekuatan bersenjata yang ada di Poso itu sebagai kegiatan ilegal yang harus ditindak, karena jika dibiarkan dapat membahayakan negara. Dan sesuai dengan ketentuan yang ada Polri dan TNI terus mengupayakan langkah-langkah penegakan hukum di sana.
Mengenai penerapan operasi militer untuk penanganan kasus Poso seperti yang disarankan oleh Ketua Desk Antiteror Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Ia menjelaskan bahwa operasi militer ada dua macam, ada operasi untuk perang dan operasi militer selain perang. Dan untuk membantu Polri, operasi militer dapat dilakukan, tetapi bukan seperti yang terjadi pada saat kondisi darurat militer.
"Tapi operasi militer belum relevan untuk saat ini, karena Polri sudah cukup proaktif, " tandasnya. (novel)