Peduli dan Berbagi
Kewajiban shalat dan zakat merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Jika sholat adalah tiang agama, maka zakat adalah mercusuar agama. Jika shalat merupakan ibadah ritual yang paling mulia, maka zakat dipandang sebagai ibadah sosial yang paling mulia.
Prof. Dr. Hamka menjelaskan makna “pendusta agama” pada surah Al-Maun (107) yaitu orang yang tidak peduli dengan nasib anak-anak yatim dan orang-orang miskin sebagai pendusta agama. QS. Al-Maun ayat 1-3: “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?; Itulah orang yg menghardik anak yatim; Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
Sikap peduli dan berbagi ini sangat dianjurkan selama ramadhan.Peduli dan berbagi ini bisa berbentuk kewajiban zakat, mapun yang sunatnya dengan infaq, sodaqoh dan wakaf.
Secara matematis, pendapatan seseorang digunakan untuk konsumsi dan saving dilambangkan dengan y=C+S, maka fungsi matematik dari orang yang berpuasa tetap y=C+S, namun konsumsi ( C) nya dikurangi dan tabungan (S) nya ditambah.Tabungan tersebut kemudian diinvestasikan (I) dalam investasi akhirat mulai zakat, infaq,shodaqoh atau wakaf. Begitupun juga ketika ada THR, pendapatan yang bertambah dibagi untuk konsumsi dan tabungan.
Berkat sentuhan hikmah puasa, tingkat konsumsi dikurangi dan tabungan diperbesar dan dikopensasikan pada investasi akhirat dengan prinsip peduli dan berbagi.Maka sudah berkurangkah konsumsi Anda??
Oleh: Ahmad Iskandar (Dosen FE Universitas Ibnu Chaldun)