Eramuslim.com – Pembeberan fakta dari mantan Teman Ahok membuktikan bahwa ternyata dalil “no freelunch” dalam dunia politik masih berlaku hingga saat ini.
Teman Ahok selama ini selalu mengaku memperoleh dana operasional kegiatan dari penjualan merchandise dan lain-lain. Padahal sudah mulai terlihat ke permukaan, sumber dana ke mereka sangatlah besar dari pihak luar.
“Ini membenarkan dalil konsep politik No Freelance. Selama ini mereka seperti antitesis konsep freelance, mengaku tidak dibayar,” kata pengamat politik dari Universitas Paramadina, Emrus Sihombing, kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Kamis, 23/6).
Emrus meminta agar Teman Ahok berhenti melakukan pembodohan publik, seolah-olah Teman Ahok adalah pekerjaan sukarela, tanpa pamrih. Ia menyebutkan, sejatinya Teman Ahok adalah aktor politik atau pemain yang memiliki kepentingan.
“Janganlah publik terlalu dibodohi oleh siapapun. Seolah-olah pekerjaan ini sukarela, bahwa ini adalah tanpa pamrih, dikira kita percaya, di masa kondisi sekarang, segala sesuatu dibeli, ongkos makan kan butuh, tidak ada orang sukarela. Masa berbulan-bulan sukarela. Tidak ada makan siang yang gratis,” ujar Emrus.
“Lebih baik mereka jujur dari awal. Mengaku saja, mereka punya kepentingan, dapat berapa, tidak ada masalah itu. Yang mereka terima kan bisa jadi itu cost politik, kenapa bilang selalu tidak dapat duit,” demikian Emrus.(ts/rmol)