Tafsir Al-Quran berbahasa Sunda hasil kajian baru tengah disiapkan. Tim yang dipimpin Prof. Syarief Hidayat itu beranggotakan para ahli tafsir dan akademisi bahasa. “Sekarang masih menunggu dana pengerjaan dari Provinsi Jawa Barat,” kata guru besar Sastra Arab Universitas Padjadjaran itu kepada Tempo, Senin, 23 Juli 2012.
Menurut Syarief, ada 30 ahli tafsir dan 15 pakar bahasa Sunda untuk menggarap seluruh juz. Rencananya tafsir sundawi itu akan disederhanakan dari kerumitan bahasa Arab. “Inginnya paling banyak hanya 6 jilid, tidak sampai 10 jilid seperti penerjemahan Al-Quran,” ujarnya.
Buku tafsir akan mengutamakan keutuhan pesan. Kebahasaannya juga, kata Syarief, bakal melewati kajian dan perdebatan akademis di dalam tim. Total anggaran yang diajukan tim tersebut dari awal sampai pencetakan sebesar Rp 6 miliar. Tafsir berbahasa Sunda itu ditujukan kalangan umum, juga penceramah.
Namun ajuan yang disetujui Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada 2011 lalu itu sampai kini belum bisa berjalan. Padahal rencana pemerintah proyek tersebut akan dimulai 2011 dan harus selesai pada 2012.
Pembuatan tafsir itu menurut Kepala Biro Pelayanan Sosial Pemprov Jabar, Riadi, diakui terhambat karena pengurus Lembaga Pengembangan Pengkajian Tilawatil Quran provinsi baru disiapkan. “Dananya sudah disiapkan, tinggal panitianya karena ini juga mencakup pengadaan. Jadi harus tender,” ujarnya.
Targetnya, kata Riadi, pada tahun ini proses tafsir Al-Quran itu bisa selesai. Pencetakannya bisa akhir tahun ini juga atau dilanjutkan tahun depan.(fq/tempo)