Sebut PKS Harus Tahu Diri, Geisz Chalifah: Udah Ikut Membegal, Masih Minta Semua-Semuanya

eramuslim.com – Loyalis Anies Baswedan, Geisz Chalifah, melontarkan sindiran tajam kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dinilai tidak konsisten mendukung mantan Gubernur Jakarta tersebut.

Geisz menyebut PKS meninggalkan Anies demi kepentingan politik tertentu, namun tetap meminta dukungan dari Anies untuk berbagai calon kepala daerah.

“Anies ditinggal, demi iming-iming,” ujar Geisz dalam keterangannya di aplikasi X @GeiszChalifah (21/11/2024).

Dibeberkan Geisz, ketika Anies diminta memberikan dukungan pada pasangan calon (Paslon) usungan PKS di Jawa Barat (Jabar), Anies memberikan dukungan.

“Tapi minta dukung Cagubnya di Jabar. Anies dukung. Diminta dukungan untuk calon di Bogor juga di Sumatera Barat dll, Anies tetap beri dukungan,” sebutnya.

Ia juga menyinggung bahwa meski Anies mendukung kandidat lain yang diusung oleh PKS di berbagai daerah, partai tersebut justru menunjukkan reaksi emosional saat Anies memberikan dukungan kepada kandidat lain di Jakarta.

“Anies dukung calon lain di Jakarta. Lah ko ngamuk?,” cetus mantan Komisaris Ancol ini.

Geisz bilang, tindakan PKS mencerminkan sikap tidak tahu diri karena setelah “ikut membegal” Anies, mereka masih meminta berbagai bentuk dukungan.

“Udah ikut membegal, masih minta semua-semua. Tau diri napah,” kuncinya.

Sebelumnya, Analis politik Rocky Gerung memberikan pandangannya terkait arah politik Anies Baswedan menjelang Pilkada serentak.

Dikatakan Rocky, Pramono Anung dan Rano Karno lebih diminati oleh Anies ketimbang PKS, yang selama ini dipandang sebagai salah satu partai pengusungnya.

“Pramono Anung dan Rano Karno lebih diminati oleh Anies ketimbang PKS,” ujar Rocky dikutip dari unggahan akun X @CakKhum (17/11/2024).

Rocky menyebut bahwa Anies memberi kepastian mengenai pilihan politiknya, dengan menunjukkan bahwa suara dari “anak-anak Abah” akan lebih condong ke Rano Karno dan Pramono Anung.

“Pada akhirnya memberi kepastian bahwa suara yang disebut anak-anak Abah ini akan mampir ke Rano Karno dan Pramono Anung,” ucapnya.

Rocky juga menyoroti hubungan Anies dengan Ridwan Kamil, yang menurutnya, tidak mendapat sambutan hangat di Jakarta meskipun sering mondar-mandir di ibu kota.

“Kan berkali-kali kita lihat bagaimana Ridwan Kamil mondar-mandir di Jakarta gak ada yang sapa kan. Itu intinya tuh,” sentilnya.

Ia menganggap Anies berpikir pragmatis dengan mendukung sosok seperti Pramono Anung dan Rano Karno, yang lebih memiliki basis dukungan kuat.

“Jadi Anies mungkin berpikir pragmatis,” Rocky menuturkan.

Rocky menilai bahwa dukungan terhadap Ridwan Kamil lebih bernuansa politik tukar tambah, tanpa mempertimbangkan potensi Jawa Barat (Jabar) yang bisa dimenangkan oleh calon lain.

“Buat apa dukung Ridwan Kamil yang dari awal sebetulnya dipaksakan hanya untuk tukar tambah politik dan membiarkan Jabar dimenangkan calon lain tuh,” tukasnya.

Lebih lanjut, Rocky mengungkapkan bahwa potensi Anies untuk dihidupkan kembali akan sangat bergantung pada keikutsertaan partai yang lebih inklusif.

“Atau karena ada ambisi Ridwan Kamil untuk masuk ke Jakarta supaya gampang lompat ke 2029. Tapi saya tetap menganggap bahwa potensi Anies untuk dihidupkan kembali kartunya,” sebutnya.

Rocky menyebut Anies selama ini diasuh oleh kalangan politik Muslim dan terkesan terbatas dalam cakupan dukungannya.

“Ini saya mulai dengan istilah yang mungkin kontroversial. Anies selama ini dikesankan hanya diasuh oleh kalangan muslim politik,” imbuhnya.

Kata Rocky, Anies memberi sinyal bahwa dia bisa menjalankan politik yang inklusif, bukan eksklusif.

“Hanya mungkin terjadi kalau ada Partai yang secara inklusif memasukkan Anies ke dalam wilayah yang lebih sekuler,” tukasnya.

“Anies tahu bahwa itu tidak cukup jadi pemimpin nasional. Jadi Anies memberi sinyal bahwa dia bisa juga menyelenggarakan politiknya bukan secara eksklusif, tapi inklusif,” sambung dia.

Sementara itu, Ridwan Kamil yang awalnya berada dalam posisi yang lebih terbuka, kini semakin terdefinisi sempit sejak bersekutu dengan PKS, yang menjadikannya lebih identik dengan kepentingan politik Islam.

“Ini sebetulnya yang menarik bahwa Ridwan Kamil juga ada di dalam wilayah itu tadinya,” jelasnya.

Rocky juga menyebut taktik Anies lebih canggih dibandingkan dengan PKS

“Ini hal yang harus kita deskripsikan, bahwa taktik Anies lebih canggih dari taktiknya PKS,” tuturnya.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar