Mantan Ketua Umum PAN Sutrisno Bachir (SB) menyatakan bahwa partai politik adalah sarangnya para bandit. Atas pernyataan itu, SB pun dinilai juga sebagai mantan bandit. “Tentu kita sayangkan. Perlu dipahami, sedih dan campur aduk lah dengan situasi perpolitikan sekarang. Dan sebaiknya tidak menyampaikan ucapan-ucapan seperti itu,” ucap politisi PKS Nasir Djamil di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/7/2012).
Wakil Ketua Komisi III DPR ini menilai, bila mantan SB mengatakan seperti itu, maka bisa diartikan bahwa dia adalah satu dari sekian banyak politisi yang juga seorang bandit. “Kalau beliau berkata itu berarti mantan bandit dong, kalau mas Sutrisno bilang seperti itu dia kan mantan ketua PAN berarti mantan bandit. Dan itu ucapan-ucapan frustasi melihat situasi politik sekarang,” ujarnya.
Namun demikian terlepas dari pernyataan Sutrisno itu, Nasir mengharapkan kepada semua partai politik agar dapat membenahi sistem kepartaian terlebih lagi harus mempunyai sikap tegas dari parpol termasuk dalam hal pembiayaan parpol harus transparan dan rasional untuk dapat menghindari korupsi. “Kemarin kan ada pembatasan pembiayaan parpol terhadap anggota DPR ditentang, ini untuk mengendalikan anggota DPR. Ini kalau sudah diberi mandat untuk kepentingan rakyat maka masih melakukan suap dan korupsi nah itu yang harus dihukum,” jelasnya.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum PAN Sutrisno Bachir menceritakan pengalaman pahitnya saat terjun ke dunia politik. Menurut dia, partai politik yang seharusnya menjadi jembatan bagi pemimpin muda untuk tumbuh, justru menjadi penghambat bagi lahirnya pemimpin-pemimpin baik di negeri ini. Saya tahu dan pengalaman bahwa partai politik itu memang tempatnya bandit-bandit. Makanya saya tidak kuat dan keluar,” ucap Sutrisno di Jakarta.
“Ini juga berdasarkan pengalaman saya, kalau parpol itu tempatnya para bandit yang justru melahirkan politik dan sistem transaksional,” paparnya. di sela-sela pengukuhan pengurus Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia di gedung Serbaguna, Perumahan DPR-RI, Kalibata, Jakarta, Minggu (15/7).
Karena itu, SB berharap media massa dan semua pihak mendorong agar calon independen diberi peluang maju dalam pemilihan presiden mendatang. Bila jalur independen dibuka, lanjutnya, harapan negara akan lebih baik dipimpin oleh pemimpin yang murni untuk rakyat akan tercipta. “Ini kan di setiap pemilihan (kepala) daerah sudah bisa (calon dari) independen. Di tingkat nasional pun harus bisa dan harus ada,” beber ketua umum Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PP P-KB PII) ini .
SB mengatakan, dirinya tidak akan mengemis-ngemis kepada partai politik agar mencalonkannya pada pemilihan presiden 2014 mendatang. “Apa saya mesti mengemis-ngemis untuk dicalonkan jadi presiden? Itu bukan sifat saya,” tandasnya. Meski begitu bukan berarti dia tidak ada niat untuk maju pada hajatan lima tahunan itu. “Kalau calon independen diperbolehkan, mungkin lain. Tapi itu kan harus ubah UUD,” ungkapnya. Ia pun berharap media massa dan masyarakat mendorong agar calon independen diperbolehkan meramaikan bursa capres. Dengaan begitu banyak figur yang mampu dan layak akan tampil.(fq/centroone)