Eramuslim – Pengamat Politik, Pertahanan, dan Keamanan, Hermawan Sulistyo menyesalkan pernyataan Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi terkait insiden tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut), Senin (18/6) kemarin.
“Menyedihkan. Komentar Menhub terhadap 200 korban kecelakaan kapal ‘sebagai pelajaran’,” sesal pengamat yang akrab disapa Mas Kikiek itu kepada redaksi RMOL, Rabu (20/6) malam.
Profesor riset bidang perkembangan politik LIPI itu menyarankan Budi kembali ke bangku kuliah. Sehingga, tidak asal bicara terkait status korban kecelakaan.
“Ternyata nyawa rakyat hanya untuk bahan pelajaran Menhub. Kalau masih belajar, ya jadi mahasiswa di kampus saja. Jangan jadi menteri, baru belajar,” saran pendiri lembaga kajian Concern Strategic Think Tank itu.
Seperti diketahui sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi menyoroti aspek keselamatan terkait kecelakaan kapal di Toba. Menurut mantan Dirut Angkasa Pura II itu, koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) perlu ditingkatkan. Sebab, operasional kapal feri seperti KM. Sinar Bangun merupakan kewenangan Pemda.
“Saya mengimbau seluruh Pemda yang mengelola pelabuhan untuk meningkatkan safety. Ini (kecelakaan KM. Sinar Baru) akan jadi satu pelajaran bagi pemerintah untuk melakukan koordinasi lebih baik dengan Pemda. Kami akan melakukan koordinasi yang lebih insentif karena memang ada upaya kami untuk menyeragamkan keselamatan yang ada,” ujar Budi di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Rabu (20/6). (rmol)