Sebut Belajar Bahasa Arab Ciri Radikalisme, MUI Menilai Pengamat Ini PENYESAT

Bukan Pengamat tapi Penyesat!

Menanggapi itu, ketua Majelis Ulama (MUI) Pusat, Kiyai Muhammad Cholil Nafis menilai apa yang disampaikan Susaningtyas Nefo Kertopati bahwa bahasa Arab  sebagai ciri teroris, merupakan tuduhan yang tak punya dasar.

Kiyai Cholil merasa lucu dengan pernyataan tersebut. Dia menduga Susaningtyas tidak memahami bahasa Arab sehingga disangkutkan dengan teroris. Kiyai Cholil menyebut Susaningtyas bukan pengamat. Tapi penyesatan.

“Mengamati atau menuduh. Gara-gara tak mengerti bahasa Arab maka dikiranya sumber terorisme atau dikira sedang berdoa hahaha. Ini bukan pengamat tapi penyesat,” ucap Kiyai Cholil.

Lebih lanjut, Kiyai Cholil merasa aneh dengan pernyataan Susaningtyas yang menganggap orang yang tak hafal nama-nama Partai merupakan ciri teroris. Dia menilai Susaningtyas punya logika yang kacau.

“Masa’ tak hafal nama-nama parpol dianggap radikal, nanti kalau tak kenal nama-nama menteri dikira tak nasionalis. Kacau nihh logikanya,” tuturnya. (dal/fin).