“Namanya orang mau ditembak, pilihannya kan lari, berlindung atau menggagalkan supaya jangan ditembak. Itukan yang dilakukan itu ketika ditodongkan begitu kan menggagalkan,” katanya.
“Udah ditodongkan, diketok-ketokkan, itu kan semua orang kan panik. Ini bukannya becanda, bukan nakut-nakutin, bukan gertak, ini serius. Kalau serius kan apa yang kita lakukan? Kan kita harus jaga diri, melindungi,” imbuh dia.
Pihak Gerindra disebut Riza sangat menyayangkan insiden tersebut. Soal R yang kritis, dia mengatakan itu akibat amuk massa di lokasi kejadian.
“Yang dia sampai babak belur digebukin itu masyarakat. Jadi yang gebukin, mukulin, masyarakat. Kan banyak saksinya di situ,” tutur dia.
Peristiwa tertembaknya Fernando terjadi pada Sabtu (20/1) dini hari di Bogor, Jawa Barat. Menurut Ketua Bidang Advokasi Partai Gerindra Habiburokhman, saat itu Fernando bersama rekannya hendak masuk parkir, berpapasan dengan anggota Brimob yaitu Briptu R yang hendak keluar dari parkiran.
Pertemuan itu berlanjut dengan cekcok dan Briptu R menodongkan pistol. Hingga kemudian korban dan temannya berusaha memegangi Briptu R agar tidak terjadi penembakan. Saat itulah korban tertembak.
Polri akan memproses Briptu R terkait insiden tertembaknya kader Gerindra, Fernando AJ Wowor. Polri menegaskan bahwa insiden tersebut murni masalah pribadi korban dan pelaku.(kl/dt)