SBY: Perdamaian di Aceh Tantangan Besar Pemerintah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, mewujudkan perdamaian di Aceh merupakan tantangan terbesar pemerintah saat ini.

“Tantangan yang terbesar kita saat ini adalah membuat perdamaian yang sulit diperoleh ini menjadi perdamaian yang abadi, kita harus dapat mengkonsolidasikan agar tidak kembali pada titik kemunduran,” katanya dalam Konferensi Internasional Membangun Proses Perdamaian yang Permanen di Aceh dan Peringatan Satu Tahun Penandatanganan Perjanjian Helsinki, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin(14/8).

Menurutnya, pemilihan Kepala Daerah menjadi faktor utama dalam upaya mempertahankan proses perdamaian yang terwujud di Aceh, sesuai dengan kesepakatan Helsinki tahun 2005 dan UU Pemerintahan Aceh yang telah disahkan oleh DPR RI belum lama ini.

Lebih lanjut Presiden menegaskan, perdamaian Aceh tidak akan terjadi jika pemimpin negara dan masyarakat tunduk pada sikap sinis dan gampang menyerah pada mereka yang skeptis dan meragukan proses yang telah berjalan.

“Perdamaian merupakan hal yang beresiko, namun sebuah resiko itu layak untuk ditempuh, karena langkah militer saja tidak cukup untuk menghasilkan perdamaian jangka panjang,”jelasnya.

Dalam kesempatan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan penghargaan kepada para juru runding, khususnya mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari atas kerja keras dan kepemimpinannya dalam mewujudkan keberhasilan perundingan di Helsinki.(novel)