Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono diminta menagih janji pemerintah AS untuk segera memasang sistem peringatan dini bencana (early warning system), terutama pada daerah luapan lumpur Sidoarjo, Jawa Timur.
Anggota Komisi I DPRRI Yuddy Chrisnandi menyatakan hal itu pada pers, di Gedung DPRRI, Jakarta, Jum’at (24/11). “Meski agenda pembahasan dan pembicaraan tentang memberian bantuan pemasangan early warning system belum konkrit bentuknya seperti apa, harus dikejar untuk ditindak lanjuti,” ujarnya.
Menurutnya, fokus pembahasan kedua pemimpin negara itu tidak jelas, padahal dalam kondisi saat ini Indonesia dapat mengajukan penawaran agar para ilmuan, teknisi dan ahli geologi AS turut membantu penyelesaian kasus semburan lumpur panas Lapindo yang sudah banyak menelan korban.
Yuddy menilai pemerintah kurang bisa menempatkan agenda yang sifatnya urgent bagi kepentingan rakyat di Indonesia, namun lebih mengedepankan kesempatan bagi Presiden Bush untuk menaikan popularitasnya.
“Pertemuan SBY dengan Bush lebih banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan popularitas Bush yang sedang terpuruk, karena dengan datang ke Indonesia negara Islam terbesar citra dia relatif meningkat,” tandasnya.
Oleh karena itu Ia meminta, agar Presiden memberikan klarifikasi hasil pembahasan dengan Bush supaya tidak menimbulkan kesan Indonesia menjalani kepentingan AS, serta segera meminta maaf kepada seluruh masyarakat karena apa yang dihasilkan tidak optimal bagi kepentingan masyarakat, serta memberikan kompensasi kepada masyarakat Bogor yang telah dirugikan akibat kunjungan Bush.(novel)