Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan pada Senin (22/10) akan menerima kunjungan kenegaraan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Istana Merdeka.
"Upacara kenegaraan akan dilakukan Senin, " kata Mensesneg Hatta Rajasa, di kediaman pribadi Presiden Yudhoyono, Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/10).
Hatta bersama dengan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal melakukan rapat terbatas tentang penyusunan dan pematangan agenda Presiden untuk tiga bulan ke depan, baik agenda kenegaraan, pemerintahan dan agenda rapat kabinet.
Menurutnya, pada susunan jadwal Kepresidenan, selain kunjungan Abbas yang sempat tertunda beberapa waktu lalu tersebut, Presiden Yudhoyono juga akan menerima kunjungan Gubernur Jenderal Canada, kepala negara Kroasia, Costarica, dan Venezuela.
"Telah mendapat konfirmasi bahwa kunjungan Gubernur Jenderal Canada dilakukan pada November 2007, sedangkan kepala negara Kroasia, Costarica dan Venezuela sedang dalam tahap pematangan, "jelasnya.
Selain kunjungan kenegaraan kepala-kepala negara, diutarakannya, Presiden Yudhoyono akan melakukan kegiatan di luar negeri yaitu menghadiri penyelenggaraan ASEAN Summit di Singapura, pada November 2007.
Setelah itu, Presiden dijadwalkan membuka konferensi internasional tentang Climate Change di Bali pada Desember 2007.
Namun lanjut Hatta, agenda Presiden yang harus dilakukan dalam waktu dekat adalah memantau dari dekat Gunung Kelud yang dijadwalkan pada 25 Oktober, guna melihat situasinya dan mengunjungi para pengungsi.
Mengenai pertemuan antara Presiden SBY dengan Presiden Mahmud Abbas, Departemen Luar Negeri semenjak kunjungan itu tertunda beberapa kali tidak bisa memberikan jadwal yang pasti. Juru Bicara Deplu I Kristiarto Soerjo Legowo menyatakan, kontak antara kedua pemimpin negara itu belum dilakukan, tetapi yang sudah dilakukan adalah kontak antara Menteri Luar Negeri RI dengan Duta Besar Palestina untuk memberikan informasi perkembangan situasi di Palestina.
Meski demikian, pihak Deplu RI pernah mengutarakan keinginan Indonesia bila memungkinkan akan mengirimkan kontingen pasukan perdamaian untuk membantu penyelesaian konflik di Palestina.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Deplu Desra Percaya, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, pada bulan Juni lalu.(novel/ant)