SBY Adakan Pertemuan Empat Mata dengan Ahmadinejad

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan ke Republik Islam Iran dijadwalkan akan melakukan pembicaraan empat mata dengan Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad, di Istana Kepresidenan Iran, Teheran.

Kedatangan Presiden Yudhoyono di Istana Kepresidenan Iran didahului dengan upacara kenegaraan, di mana Presiden Yudhoyono akan memeriksa barisan kehormatan.

Kemudian sekitar pukul 10.00 pagi waktu Iran atau Selasa(11/3), kedua kepala negara akan melakukan pertemuan empat mata yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dwipihak antara delegasi RI dan Iran.

Seusai pertemuan dwipihak, kedua kepala negara akan menyaksikan penandatanganan lima perjanjian, yaitu Nota Kesepahaman (MoU) di bidang kerjasama pertanian, MoU antara pemerintah RI dan Iran di bidang pendidikan, "share holder agreement" antara PT Pertamina (persero) dan Oil Refining Industries Developing Company (ORIDC) dan Petrofield Refining Company Ltd.

Selain itu, juga menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerjasama antara Kadin Indonesia dan Kamar Dagang Industri dan Pertambangan Iran, serta MoU antara Iran Central Chamber of Cooperative dan The Indonesian Cooperative Council.

Setelah itu Presiden Yudhoyono beserta rombongan menuju kantor pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Ali Khameini, untuk bertukar pikiran. Pertemuan itu dijadwalkan berlangsung lebih kurang 45 menit.

Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta rombongan tiba pada Senin (10/3) sekitar pukul 16.30 waktu Iran atau pukul 20.00 WIB di Mehrabad Airbase. Teheran.

Sejumlah menteri yang mengikuti kegiatan Kepala Negara kali ini adalah Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Turut dalam rombongan antara lain Wakil Ketua DPD Irman Gusman dan anggota DPR Arief Mudatsir Mandan dan Mutamminul Ula.

RI-Iran Harus Bersinergi

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR Mutammimul Ula mengungkapkan, kunjungan Presiden RI ke Iran memiliki makna strategis, karena akan menandatangani berbagai kerjasama dan merupakan muhibah balasan yang dalam tatakrama diplomatik sangat dihargai, di mana pada Mei 2006 lalu Presiden Ahmadinejad sudah berkunjung ke Indonesia.

Menurutnya, hubungan Indonesia dengan Iran memang sangat pantas ditingkatkan. Karena, keduanya merupakan negara berkembang dengan kepentingan yang sejajar.

Di samping itu, lanjut Tammin sebagai dua negara yang sama-sama menjadi anggota Gerakan Non Blok, OKI (Organisasi Konferensi Islam), dan memiliki penduduk mayoritas muslim, sudah semestinya keduanya semakin sinergi dalam banyak hal. (novel/ant)