eramuslim.com – Tokoh Nahdlatul Ulama Gus Nadirsyah Hosen, memberikan reaksi soal polemik yang bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK).
Pasalnya, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) dalam putusannya menyatakan Anwar Usman terbukti melakukan pelanggaran etik.
Gus Nadir, sapaan karibnya pun menyinggung soal revolusi mental yang berdasar pada nilai etis dan akhlak.
“Kalau revolusi mental itu bukan berdasarkan pada nilai etis dan akhlakul karimah, Pak Jokowi saya gak tahu lagi apa isinya?,” ujar Gus Nadir dalam keterangannya di aplikasi X (9/11/2023).
Gus Nadir kemudian mempertanyakan soal sikap yang diperlihatkan Jokowi belakangan ini. Seakan mendukung pemberian jalan tol politik kepada Gibran Rakabuming Raka.
“Apa isinya itu berdasarkan kepentingan keluarga belaka? Masak harus seperti ini sih?,” imbuhnya.
Dikatakan Gus Nadir, mestinya Pemerintah malu jika Pilpres dinodai dengan pelanggaran etis. Terlebih, yang dianggap melanggar merupakan anak Presiden.
“Kalau Pilpres dinodai oleh pelanggaran etis, apa gak malu Pak?,” ucapnya.
Melihat situasi saat ini Gus Nadir menyarankan kepada Jokowi untuk meminta Gibran mundur sebagai Cawapres.
“Sebaiknya Pak Jokowi meminta Gibran mundur sebagai Cawapres,” tukasnya.
Dibeberkan Gus Nadir, proses di MK telah terbukti cacat secara etika meskipun putusannya tetap sah.
“Ini akan membayangi langkah dan karir politik Gibran,” tandasnya.
Tambahnya, jika misalnya Gibran kedepan terpilih bersama Prabowo, maka akan memiliki beban moral karena pelanggaran etika di MK.
“Kalau pun misalnya dia terpilih sebagai Cawapres, dia punya beban moral karena pelanggaran etika di MK,” kuncinya.
(Sumber: Fajar)