Eramuslim.com – Insiden penelanjangan paksa terhadap seorang santriwati yang juga guru ngaji di Tasikmalaya berbuntut panjang. Masyarakat yang tak terima adanya dengan insiden tersebut melakukan aksi solidaritas terhadap AQ (16), korban penelanjangan oleh satpam di Toko Ratu Paksi, Tasikmalaya.
Selain seorang santriwati, AQ sehari-hari juga dikenal sebagai guru ngaji di Madrasah Ibtidaiyah, Tasikmalaya. Ia mengalami tindakan yang tak mengenakan saat berkunjung ke Toko Ratu Paksi.
AQ secara sepihak dituduh telah melakukan pencurian dan mengalami penggeledahan hingga ditelanjangi oleh satpam toko. Namun pihak toko tak menembukan bukti. AQ pun kini mengalami trauma berat.
Masyarakat Tasikmalaya lantas menggelar aksi solidaritas berupa Aksi Bela Guru Ngaji. Ratusan massa berkumpul sejak pukul 10.00 WIB di Masjid Agung Tasikmalaya dan berorasi dan berjalan menuju Mapolresta Tasikmalaya lalu ditutup di depan Toko Ratu Paksi.
Pada awalnya, aksi ini sempat akan dibatalkan lantaran tuntutan yang dikemukakan telah dipenuhi. Namun informasi pembatalan ini tak tersebar luas. Masyarakat pun akhirnya tetap berkumpul dan menyampaikan solidaritasnya terhadap korban, massa pun tetap berkumpul dan memberikan dukungan terhadap AQ.
“Ini kemarin sudah dibatalkan dari pihak keluarga ataupun dari pihak pengacara, karena tuntutan kami yang tiga: disegel tokonya, diprosesnya pelaku pelecehan, dan diprosesnya oknum polisi yang mempermainkan keluarga, sudah dikabulkan,” ungkap Abu Hazmi Sekretaris Jendral Aliansi Aktifis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya (AL MUMTAZ) saat dihubungi Kiblat.net, Selasa (26/12/2017).
Sebagian besar massa berasal dari berbagai pondok pesantren di Tasikmalaya. Dalam aksi pun, disebutkan Abu Hazmi, massa aksi berorasi seputar pentingnya menjaga ukhuwah islamiyyah dan kehormatan Muslim lainnya, jangan sampai agama dan kehormatan terusik. Aksi ini pun selesai bakda dzuhur di depan toko yang sudah tersegel tersebut.
“Sudah ada massa yang datang, kami hanya mengakomodasi massa, dan melakukan aksi,” ungkapnya.(kl/kb)