Sandi Sentil Pemerintah soal Berdamai dengan COVID-19 dan Izin Bepergian

Eramuslim – Sandiaga Uno menyoroti langkah pemerintah dalam merespons pandemi virus corona. Salah-satunya, yaitu pernyataan Presiden Jokowi yang mengimbau masyarakat berdamai dengan pandemi virus corona.

Menurut Sandi, ungkapan seperti itu bisa melemahkan semangat ‘bertempur’ para petugas penanganan COVID-19, misalnya tenaga medis, TNI hingga Polri.

“Seruan damai terhadap corona mungkin dapat terdengar menyejukkan bagi kita yang tidak tahu ujung pandemi ini, tapi akan terdengar menakutkan bagi mereka yang setiap hari bertempur melawan COVID-19, karena kata damai dalam berperang dapat menurunkan moralitas prajurit yang bertempur di garis depan,” ungkap Sandi dalam unggahan di akun Instagramnya yang berjudul Untuk Mereka di Garis Terdepan, Selasa (12/5).

Sandiaga Uno (foto: TEMPO/ Ijar Karim)

Sandi menyebut ungkapan itu tidak tepat disampaikan pemimpin negara karena bisa berdampak kontraproduktif dengan kebijakan-kebijakan terkait penanganan virus corona yang sudah ada sebelumnya.

Menurut dia, pemerintah tidak berhati-hati dalam memberikan pernyataan. Hal itu bisa saja melukai hati masyarakat yang seringkali harus mempertanggungjawabkan perkataannya di meja pengadilan bahkan berujung bui.

“Kita rakyat biasa senantiasa diminta berhati-hati dalam memilih kata, salah ucap sedikit bisa dijemput paksa. Jerat undang-undang senantiasa mengintai, kicauan berujung penjara,” ujar Sandi.

“Kata telah menjadi senjata milik penguasa. Satu kata bisa mengoyak keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Sebaris kalimat mampu menghancurkan komitmen satu bangsa dalam menghadapi krisis,” imbuh eks Wagub DKI Jakarta itu.