Eramuslim.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan bahwa ekonomi Indonesia berada di peringkat 7 dunia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) atau paritas daya beli.
Jokowi juga menjelaskan bahwa Indonesia sudah masuk dalam G20, yakni kelompok negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) yang dihasilkan.
Kata Jokowi, hal tersebut adalah sesuatu yang patut disyukuri. Namun menurutnya banyak yang tidak paham dan terlalu banyak mengeluh. Ia menuding banyak yang kufur nikmat.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, punya pendapat lain. Menurut Sandi, data-data yang dipaparkan Jokowi hanya sebatas hitam di atas putih. Data tersebut tak mencerminkan kondisi masyarakat Indonesia yang sesungguhnya.
“Saya selalu bilang waktu kemarin di debat Pilpres, data-data tersebut hitam di atas putih, berkaitan dengan angka-angka statistik yang terkadang tidak tercermin dengan apa yang dirasakan di lapangan,” ungkap Sandiaga kepada kumparan, Sabtu (22/2).
Menurut Sandi, kenyataannya saat ini lapangan pekerjaan yang tersedia masih sedikit, tak cukup menampung jumlah para pencari kerja. Alhasil, banyak masyarakat yang jadi pengangguran. Di sisi lain harga bahan pokok mengalami kenaikan.