Boy tetap mengimbau para penyandera agar mengizinkan warga keluar dari desa itu tanpa diganggu. Polisi maupun TNI siap menjemput mereka. “Mohon diperkenankan warga masyarakat yang ingin meninggalkan Kimbely dan Banti diizinkan pergi; apakah jalan kaki atau dijemput,” ujarnya.
Aparat tetap mengedepankan upaya persuasiff, bukan militer, untuk mengakhiri penyanderaan itu. Soalnya polisi mengidentifikasi para penyandera memiliki rekam jejak yang tak bisa diremehkan.
“Kami sudah pelajari bahwa mereka kelompok kriminal bersenjata tidak segan-segan menghabisi nyawa, dan itu sudah terbukti,” kata Boy. (kl/vv)