Mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu/Net
eramuslim.com – Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung terus menjadi sorotan publik setelah pembangunannya mengalami pembengkakan yang signifikan. Dari sebelumnya ditaksir senilai 6,07 miliar dolar AS atau sekitar Rp 86,67 triliun (kurs Rp14.280 per dolar AS), menjadi sekitar 8 miliar dolar AS atau setara Rp114,24 triliun.
Akibat melarnya biaya proyek ini, konsorsium Indonesia pun diprediksi harus menanggung beban tambahan sebesar Rp 4,1 miliar, yang diusulkan dibiayai oleh suntikan Penyertaan Modal Negara 2022.
Atas dasar itu juga, mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu tegas membuat pernyataan bahwa proyek yang dibangun dengan China ini merupakan bagian dari proses aneksasi negeri tirai bambu di Indonesia.
“Hari ini saya menyatakan bahwa jebakan Proyek Kereta Api Cepat China Jakarta – Bandung adalah pintu masuk China untuk aneksasi infrastruktur strategis di Indonesia,” tegasnya lewat akun Twitter pribadinya, Selasa pagi (7/9).
Dia meminta publik untuk mencatat apa yang telah dinyatakannya ini. Sebab, pernyataannya sebelumnya tentang mobil Esemka juga tidak meleset. Di tahun 2012, Said Didu pernah mengatakan bahwa mobil Esemka adalah sebuah kebohongan.
Sementara untuk proyek kereta cepat, sudah sejak tahun 2016 Said Didu menekankan bahwa proyek di era Jokowi berkuasa itu tidak layak.
“Saatnya rakyat harus minta pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang terkait dengan proyek ini,” tegasnya.(rmol)