Safari Ramadhan yang dilakukan oleh Ketua DPR RI Agung Laksono dipersoalkan kalangan DPR, karena tujuan maupun statusnya dianggap tidak jelas.
Anggota Fraksi Partai Golkar (F-PG) Agun Gunandjar Sudarsa mendesak Agung untuk menjelaskan apakah safari politik yang dilakukannya itu sebagai Ketua DPR atau selaku Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
Agun mengaku sangat keberatan bila kunjungan tersebut dikaitkan dengan kepentingan Golkar, karena dibiayai dengan anggaran pimpinan DPR.
“Kalau begitu saya nggak setuju, karena itu salah. Itu termasuk korupsi yang kita perangi bersama. Jadi, Pak Agung mesti menjelaskan pada masyarakat dalam rangka apa dia safari Ramadhan ke Jawa itu, karena sekarang ini bukan masa reses,” tandasnya kepada wartawan di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Selasa (10/10).
Sementara itu, Wakil Ketua F-PAN DPR RI Alvin Lie menilai, safari Ramadhan yang dilakukan Agung itu sebagai ancang-ancang dia untuk menggantikan posisi Jusuf Kalla, baik sebagai Wakil Presiden maupun sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
“Rumornya kan dia ingin jadi Cawapresnya Yudhoyono pada Pilpres 2009. Jadi itu ancang-ancang Agung untuk menggantikan posisi Kalla,” ujar dia.
Oleh karena itu, Alvin Lie mendesak agar keuangan pimpinan DPR diaudit, jangan sampai anggaran Pimpinan DPR dipakai untuk membiayai program pribadi Agung Laksono yang kebetulan menjabat Ketua DPR.
“Kalau jalan-jalan untuk kepentingan partai atau pribadi tapi menggunakan anggaran DPR, itu salah. Apalagi rombongan yang dibawanya sampai dua bus dan dikawal polisi. Biayanya pasti sangat besar. Masalahnya, siapa yang membiayai semuanya itu,” tegas dia.
Bahkan Alvin mengaku sudah cek pada Pimpinan DPR yang lain, “Kata mereka, safari Ramadhan itu program pribadi Agung, pimpinan DPR yang lain tidak tahu-menahu. Karena sekarang ini bukan dalam masa reses. Jadi, Agung berarti mbolos kerja. Untuk itu harusnya Slamet Effendy Yusuf (Ketua Badan Kehormatan DPR, red) harus bertindak. Jangan karena sama-sama dari Golkar, Agung dilindungi.”
Menurut Alvin, selama menjabat Ketua DPR, Agung Laksono jarang memimpin rapat paripurna dan rapat Badan Musyawarah (Bamus), kegiatannya banyak di luar gedung DPR. Agung juga sering berkunjung ke luar negeri. (dina)