Eramuslim.com -Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dolar sempat menguat terhadap rupiah hingga tembus Rp 13.800 pekan lalu, dan kini berada di level Rp 13.755.
Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati pelemahan nilai tukar rupiah itu belum mengkhawatirkan
“Ya Insya Allah kalau kita lihat sisi faktor penyebab yang dari luar dan kalau itu merupakan sesuatu kebutuhan untuk mereka yang membutuhkan transaksi dolar, kita tidak melihat ada alasan yang mengkhawatirkan. Artinya alasan untuk kemudian untuk membeli dolar, kita anggap fundamental masih tetap konsisten baik,” usai sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (5/3/2018).
Sri Mulyani mengatakan belum ada rencana perubahan nilai tukar rupiah dalam asumsi makro APBN 2018, yang sebesar Rp 13.400/US$. Perubahan terjadi jika sudah melewati pembahasan di DPR
“Untuk tahun 2018, kalau 2018 kan kita menunggu laporan satu semester ke DPR,” jelas dia.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah belum berdampak pada industri yang bahan bakunya impor. Meski belum berdampak pada industri, Airlangga mengatakan pemerintah tetap waspada.
“Baru sebentar (belum terdampak), kita lihat perkembangannya ya. Inikan baru terbatas, tetapi tentu penguatan dolar dan ini perlu kita waspadai juga karena yang paling pentingkan bagi ekonomi itu kestabilan,” kata Airlangga di Istana Negara.
Sementara, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menambahkan pelemahan rupiah ini menguntungkan ekspor, namun, dirinya yakin nilai tukar bisa kembali pulih.
“Kalau untuk ekspor menguntungkan. Kita bersyukur, nggak lah. Inikan sesaat lah. Tapi ini sudah recover lagi,” kata Enggartiasto. (dtk)