Eramuslim – Pada perdagangan sore, Jum’at (31/08) nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.829 per dolar Amerika Serikat (AS). Sebelumnya rupiah bahkan sempat menyentuh posisi Rp14.884 per dolar AS, setelah pagi (31/08) tadi berada di Rp14.710 per dolar AS.
Pengamat ekonomi Ronnie Higuchi Rusli mengingatkan, jika posisi nilai tukar rupiah berada di Rp 14.869, bisa dikatakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah bangkrut. Alasannya, sulit merecover dengan PPA (take or pay), walaupun dengan menaikkan tarif.
“Dengan posisi nilai tukar Rp 14869/US$ “posisi hari ini PLN sudah bangkrut” sulit untuk me-recover dengan PPA (take or pay) walaupun dengan menaikkan tarif yang akan membuat produk ekspor kita tidak kompetitif di pasar,” tulis Ronnie di akun Twitter @Ronnie_Rusli.
Penulis senior Iwan Januar pun mempertanyakan langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menyelamatkan rupiah. “Apa langkah menteri keuangan terbaik dunia untuk selamatkan rupiah? Tetap setia dengan neoliberalisme?” tulis Iwan di akun @iwanjanuarcom.
Soal terpuruknya rupiah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah ke kisaran Rp14.700 per dolar Amerika Serikat (AS) sejak kemarin hingga hari ini (31/08) disebabkan oleh krisis Argentina.