Dia menyebut kasus pengancaman ini lebih dulu dilaporkan sebelum akhirnya ada penembokan pintu belakang rumah.
Pemilik Rumah Tahfiz Jelaskan soal Tembok
Pemilik rumah tahfiz, Faisal Suyuti, menceritakan dirinya membeli rumah dalam kondisi ada pintu sejak Mei 2013. Faisal pernah meminta Amiruddin untuk bersabar jika mendengar keributan santri.
“Kalau ada ini dia ganggu anak-anak, saya bilang sabarlah karena memang kalau memang belajar agama itu penuh tantangan,” kata Faisal saat ditemui di lokasi.
Faisal lalu menceritakan soal tembok yang menutup rumah tahfiz selesai didirikan Amiruddin pada Rabu (21/7). Dia lalu melapor ke Camat Panakkukang.
Faisal mengatakan rumah miliknya itu sengaja dipinjamkan untuk dipakai sebagai rumah penghafal Al-Qur’an bagi anak-anak agar bisa belajar mengaji. Rumah yang dibelinya juga disebut lama kosong sehingga dijadikan sebagai rumah bagi anak penghafal Al-Qur’an.
Tapi ini dipakai tahfiz sudah banyak menghasilkan dari nasional. Sudah banyak juaranya. Dia belajar di Masjid Nurul Jihad, ada pengurusnya tadi itu. Jadi di sini cuma pondok, sekali itu kalau tengah malam dia mengaji Subuh-subuh,” ucapnya.
“Dulu ini kan lama kotor, lama tidak dihuni, banyak setan, ada yang rambut panjang. Begitu masuk (santri), hilang semua, selesai, begitu,” imbuhnya.
Faisl pun bersyukur tembok yang menutupi pondok penghafal Al-Qur’an telah dirobohkan. Ia pun menganggap kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan beliau (Amiruddin), saya akan bertetangga maukah selalu baik, makanya saya selalu tidak muncul, cuma saya muncul di sini, karena ditelepon sama Pak Camat,” terangnya.
Amiruddin dan Keluarga Minta Maaf
Anggota DPRD Pangkep F-PAN, Amiruddin, membantah menutup rumah tahfiz karena kesal mendengar ribut anak-anak mengaji. Penembokan dilakukan hanya karena kesalahpahaman lantaran santri kerap bermain di depan rumahnya.
“Kalau saya bisa bersumpah, kalau saya bisa bersumpah, bahwa semua kebaikan saya ya, iya karena saya terus terang, saya tidak ini (risi). Saya punya, diri saya sudah empat kali naik ke Tanah Suci, anakku 4, istriku 1, kalau memang ada, ada bahasa keluar di bibir saya, saya tidak dapat di akhirat itu yang berisik (karena Al-Qur’an),” kata Amiruddin saat ditemui seusai pembongkaran tembok rumah.