eramuslim.com – Persaudaraan Alumni (PA) 212 meminta agar pemerintah Indonesia mengambil tindakan usai Israel menyerang Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina.
Pasukan berisikan tentara bersenjata lengkap diminta segera diturunkan untuk melawan pasukan Israel.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Majelis Syuro PA 212, Ustadz Slamet Maarif.
Selain itu, ia menganjurkan Indonesia segera menyetop sementara hubungan diplomasi dengan Amerika Serikat (AS) yang diketahui merupakan pendukung utama Israel.
“Tekanan terhadap Israel tidak sekutunya harus lebih kuat termasuk menutup sementara Dubes Amerika. Siapkan pasukan TNI dan kirim ke Palestina untuk melindungi RS Indonesia yang dibangun oleh rakyat Indonesia.
Untuk mewujudkan ini, Indonesia disebutnya juga harus mengajak negara lain pendukung Palestina untuk melakukan hal serupa mengirim pasukan demi menekan Israel.
“Pastinya ajak bersama sama negara lain untuk menghentikan kebrutalan dan kekejaman Israel serta desak PBB juga untuk memberi sanksi berat ke Israel,” tuturnya.
Untuk saat ini, Slamet mengakui adanya kesulitan lantaran daerah perbatasan yang diblokade. Namun, yang penting adalah menyiapkan pasukan untuk menunjukkan keseriusan agar perbatasan mau dibuka.
“Sangat memungkinkan jika Indonesia serius kerja sama dengan negara perbatasan untuk buka jalur,” ucapnya.
Berdasarkan laporan, militer Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Jabaliya, Gaza. Tentara IDF menembaki semua orang yang hendak keluar seraya membawa tank-tank militer.
Padahal, menurut laporan Al-Jazeera, RS Indonesia dipenuhi dengan 6.000 orang. Termasuk staf serta dokter hingga 700 pasien yang berlindung di dalamnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad meminta seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan warga Gaza dan tiga relawan WNI yang saat ini tengah berada di RS Indonesia. Diharapkan tiga WNI itu dalam keadaan sehat.
“Kami juga minta kepada rakyat Indonesia untuk sama-sama mendoakan, karena ada tiga relawan asal Indonesia di sana (RS Indonesia di Gaza). Mari kita doakan agar mereka diberi kesehatan dan perlindungan sehingga bisa melaksanakan tugasnya,” kata Murad dalam sesi konferensi pers di Kantor Pusat MER-C Jakarta, pada Senin (20/11/2023) sore.
Murad mengakui bahwa pihaknya hingga terus mencari keberadaan dari tiga relawan MER-C yang merupakan WNI itu di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. MER-C juga mengaku belum berkomunikasi lagi dengan tiga relawan tersebut. (Sumber: suara.com)